KABAR BESUKI – Sebagian besar orang akan merasa dirinya kebal setelah melakukan vakasinasi Covid-19, namun hal tersebut sepenuhnya tidak benar.
Nyatanya, setelah divaksinasi, seseorang tetap bisa terpapar Covid-19, sekalipun ia sudah divaksin lengkap atau mendapat suntikan dua dosis vaksin.
Data yang dihimpun dari Centers for Disease Control and Prevantion (CDC), menunjukkan sekitar 0.7 persen hingga 0.8 persen orang yang sudah mendapat vaksin Covid-19 dosis lengkap masih dapat terinfeksi Covid-19.
Baca Juga: Belum Menyerah, TNI Tetap Upayakan Evakuasi KRI Nanggala 402 di Kedalaman 838 Meter
Lebih jelas, mungkin ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang dapat terpapar Covid-19 kembali, dilansir Kabar Besuki dari berbagai sumber.
- Vaksin tak otomatis cegah infeksi
Peneliti Global Health Security & Pandemic Griffith University Australia, Dicky Budiman memaparkan, peristiwa sejumlah orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 meskipun sudah divaksin memberikan bukti bahwa vaksin tak otomatis mencegah infeksi.
Dia mengatakan, orang yang sudah divaksin tetap berisiko tertular (dengan gejala yang dialami lebih ringan) dan menularkan ke orang lain.
Baca Juga: Wanita Wajib Tahu! Inilah Hukum dan Akibat Jika Kalian Melakukan Extensions pada Bulu Mata
Dicky menyatakan, boleh jadi mereka yang terinfeksi virus korona ini karena laju penyebaran Covid-19 di wilayahnya masih tinggi.
Mereka kemungkinan tertular saat proses vaksinasi berlangsung, misalnya pada saat perjalanan menuju tempat vaksinasi, saat di dalam antrean, dan pelbagai kondisi lainnya.
Karena itu, Dicky menegaskan bahwa meski sudah divaksin, seluruh pihak diminta untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) ketat.
Baca Juga: Viral Bocah 12 Tahun Kendarai Truk di Tol Sambil Merokok, Sopir Asli Dipecat dari Perusahaannya
- Vaksin memiliki perlindungan berbeda-beda
Perlindungan vaksin tidak 100 persen, bervariasi untuk setiap vaksin dan bervariasi pada setiap tubuh manusia.
Contohnya vaksin Pfizer punya perlindungan tertinggi mencapai 95 persen, vaksin Moderna mencapai 94,1 persen, AstraZeneca 70,4 persen dan Sinovac 65,3 persen.
- Tertular varian virus baru
Vaksin tidak bisa membentuk kekebalan terhadap semua varian virus.
Baca Juga: 5 Jenis Perselingkuhan yang Mungkin Tidak Anda Sadari Menurut Pakar Hubungan Asmara
Saat ini virus corona punya berbagai varian, sehingga varian yang berkembang tidak bisa ditangkal oleh vaksin tertentu.
- Imunitas belum sempurna
Setiap orang memiliki variasi dalam terbentuknya Imunitas pada tubuh, jadi imunitas yang belum sempurna bisa menyebabkan orang masih dapat tertular.
Baca Juga: Tagih THR hingga Meminta Pemerintah untuk Mencabut UU Cipta Kerja Ramaikan Peringatan May Day
Hal ini dipengaruhi kondisi tubuh setiap orang yang berbeda, dan juga kepemilikan penyakit bawaan atau penyerta seperti jantung, stroke, diabetes, kanker, autoimun dan sebagainya.***