Kemenkes Ajak Masyarakat Indonesia Berani Berhenti Merokok: Indonesia Berada pada Urutan 3 Dunia

- 31 Mei 2021, 19:18 WIB
31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS). Tahun ini peringatan HTTS mengangkat tema “Berani Berhenti Merokok: Apapun Jenisnya”.
31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS). Tahun ini peringatan HTTS mengangkat tema “Berani Berhenti Merokok: Apapun Jenisnya”. /@kemenkes_ri/Instagram

KABAR BESUKI - Kementerian Kesehatan mengajak masyarakat Indonesia untuk ‘Berani Berhenti Merokok’ dalam peringatan Hari Tembakau Sedunia pada 31 Mei 2021.

Melalui acara tersebut Kementerian Kesehatan mengajak sebanyak 5 juta orang berhenti dari kebiasaan merokok melalui serangkaian program kerja.

"Tahun ini kami ajak seluruh lapisan masyarakat mendukung gerakan berhenti merokok dengan target 5 juta orang berhenti merokok apapun jenisnya," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam keterangan kepada wartawan secara virtual, Senin 31 Mei 2021.

Baca Juga: 7 Gejala Kanker Berbahaya yang Sering Diabaikan Banyak Orang, Nomer 1 Sering Disepelekan

Menurut Dante, tema tersebut relevan di Indonesia yang mempunyai korelasi dengan meningkatnya konsumsi merokok di kalangan anak dan remaja.

Prevalensi perokok pada kelompok usia anak-anak 10-18 tahun, kata Dante, meningkat 7,2 persen 2013 menjadi 9,1 hingga 2018.

"Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang mempunyai tingkat perokok aktif yang sangat tinggi, perokok laki laki di Indonesia tertinggi nomor tiga di dunia setelah India dan China," katanya.

Baca Juga: Polda Jatim Lakukan Penyelidikan Kasus Kekerasan Seksual Puluhan Siswa SPI di Kota Batu, Sudah Ada Barang Bukt

Dilansir Kabar Besuki dari Antara, riset kesehatan dasar (Riskesdas) oleh Kementerian Kesehatan, data perokok elektronik meningkat drastis dari 1,2 persen pada 2016 menjadi 10,9 persen pada 2018.

"Angka ini membuat kita prihatin karena rokok di Indonesia menjadi salah satu yang paling aktif bila dibandingkan negara lain," katanya.

Selain itu kerugian ekonomi akibat rokok berdasarkan data dari 152 negara tahun 2018 menunjukkan setiap tahun total kegiatan ekonomi atau pengeluaran kesehatan dan kerugian produktivitas adalah sebesar 1.436 miliar dolar atau sebesar Rp20,638 triliun.

Baca Juga: Setelah Jumpa Presiden, Menteri Agama Segera Ambil Keputusan Soal Keberangkatan Haji

"Setara dengan 1,8 persen dari PNB tahunan dunia," katanya.   

Dante mengatakan Indonesia berada pada urutan ketiga di dunia dalam hal konsumsi rokok dan kerugian akibat tembakau cukup besar yaitu 4,9 juta kasus penyakit, 200 ribu lebih kematian berhubungan dengan tembakau dari survei yang diselenggarakan pada 2017.

Sehingga bila 5 juta orang perokok berhenti dari kebiasaannya, maka bisa menghemat pembiayaan negara dan menyelamatkan berbagai macam sumber penyakit yang diakibatkan dari rokok, serta menyelamatkan orang di sekitarnya.

Baca Juga: Mia Khalifa Berpose dengan Sampanye Era Nazi, Mengecam Israel dalam Postingan Twitternya

Dante mengatakan kampanye berhenti merokok juga sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan dan upaya promotif dan preventif guna hidup sehat.

Pemerintah menerapkan strategi pengendalian produk rokok dan produk lainnya dilakukan secara komperhensif, kolaboratif, mementingkan generasi muda sebagai investasi masa depan bangsa.

Dante berharap peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok, perluasan kawasan tanpa rokok, pelarangan iklan, promosi dan sponsorship, kampanye dan edukasi kesehatan, menaikkan cukai harga rokok, serta upaya berhenti merokok dilakukan bersama masyarakat secara konsisten.***

Editor: Prasetyo Bagus Pramono

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini