Banyak kalangan menilai, Presiden Jokowi seakan tak pernah peduli terhadap kepentingan rakyatnya.
Presiden Jokowi dinilai cenderung lebih pro terhadap kepentingan oligarki, terlebih ketika sejumlah pengamat menilai adanya pengaruh kuat dari Luhut Binsar Pandjaitan dan Airlangga Hartarto yang memiliki basic kuat di bidang investasi dan perindustrian.
Bahkan, aksi bagi-bagi sembako yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dinilai tak lebih dari sekedar pencitraan semata.
Selain itu, Presiden Jokowi juga kerap dinilai sering melanggar janji-janjinya saat berkampanye dalam dua kali Pilpres (2014 dan 2019).
Baca Juga: SBY Disebut Sebagai Buzzer Gara-gara Sering Mengungkap Informasi dan Pendapat Lewat Medsos
Karena itulah, Said Didu kemudian mengajak masyarakat agar merasa bangga dan tak takut jika disebut sebagai 'tukang nyinyir' oleh buzzer dan pendukung fanatik Presiden Jokowi.
Sebab, masyarakat yang disebut sebagai 'tukang nyinyir' merupakan kelompok masyarakat yang mau menyuarakan kebenaran dengan didukung data dan fakta.
Selain itu, Said Didu juga memuji kelompok masyarakat yang disebut sebagai 'tukang nyinyir' karena telah berusaha berani untuk membongkar segala bentuk kebohongan yang dilakukan oleh pemerintah.
"Berbanggalah jika anda sdh diberikan gelar tukang nyinyir oleh mereka, berarti anda sdh termasuk orang yg sampaikan data berupa fakta dan pembongkar kebohongan mereka," tuturnya.***