Selama ini, banyak publik kerap mempertanyakan ketegasan Jokowi dalam menyikapi persoalan internal (domestik) maupun global.
Di ranah internal, Jokowi kerap dinilai gagal dalam mengatasi problem ketidakadilan sosial hingga penanganan pandemi dalam negeri.
Sementara untuk ranah global, Jokowi juga dinilai tak memiliki kepekaan terhadap berbagai perkembangan isu yang terjadi di dunia internasional. Padahal di saat yang sama, banyak tokoh internasional membutuhkan peranan Indonesia dalam mengatasi berbagai isu internasional.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Pemerintah Panik dengan Isu Demo 'Jokowi End Game': Kena Prank Lagi Kan?
Rocky Gerung menilai, ketidakmampuan Jokowi dalam mengatasi problem agraris juga turut mempengaruhi peran Indonesia dalam peperangan berskala internasional.
Karena Indonesia dinilai tak memiliki persiapan memadai, Rocky Gerung menyarankan agar pemerintah mengambil sikap realistis dalam mengatasi konflik di Laut Natuna Utara.
"Tapi problem agraris ini terhubung dengan kerentanan negara untuk terlibat di dalam perang. Dan kita tidak punya persiapan untuk ikut di dalam perang, apa kita ngutang dulu untuk bisa beli pesawat terbang? Paling mungkin ya ikut aja di dalam pakta itu (AUKUS), mau pro China atau Amerika kan?," ucapnya.
Rocky Gerung juga mengatakan bahwa buzzer tak lagi diperlukan untuk berbicara mengenai isu Laut Natuna Utara, bahkan turut menyindir sikap Menkopolhukam Mahfud MD yang seolah 'membisu' terkait problem tersebut.
"Jadi nggak penting lagi sebetulnya kita dengar ocehan-ocehan buzzer. Bahkan Pak Mahfud sendiri sebagai Menkopolhukam nggak ngomong, dia bahkan nyindir-nyindir kasus-kasus kecil doang. Artinya nggak ada tim di Istana yang membahas soal ini," tuturnya.***