“Mereka tunjukkan berani melawan hukum, bertindak illegal, dan manipulative untuk singkirkan pegawai KPK tertentu,” sambungnya.
Novel Baswedan menilai bahwa keputusan pimpinan KPK memecat 57 pegawai yang tak lolos TWK ini dinilai sebagai tindakan manipulatif untuk bisa menyingkirkan pegawai tertentu.
“Ketahuan dengan fakta dan bukti yang jelas dari lembaga lain bisa tetap bergeming,” ujar Novel Baswedan.
Lebih lanjut, Novel Baswedan juga mengatakan bahwa saat ini pimpinan KPK merasa sedang berada di atas pemerintah .
Oleh karenanya, meski MA telah memutuskan bahwa tindak lanjut TWK adalah wewenang penuh pemerintah, namun tampaknya pimpinan KPK tidak menggubris dan tetap melakukan pemecatan.
“Pimpinan KPK barangkali juga merasa di atas pemerintah, walaupun putusan MA katakan tindak lanjut TWK adalah wewenang pemerintah, nekad buat SK pemberhentian, karena atasannya adalah langit-langit dan lampu,” tegas Novel Baswedan.
Baca Juga: Novel Baswedan Blak-blakan Nggak Bakal Melindungi Anies Baswedan Soal Pemeriksaan KPK
Menurut Novel Baswedan, ini adalah masa pimpinan KPK yang paling berani. Namun bukan berani melawan korupsi, melainkan berani untuk melawan hukum.***