Beberapa isu kontemporer yang dibahas antara lain pidato Presiden Jokowi, Laut China Selatan, dan masih banyak lagi.
"Jadi berkumpul di sini semua orang yang ingin membahas negeri ini sebetulnya, termasuk membahas isu kontemporer yang ada. Terutama pidato Pak Jokowi, China Selatan, segala macem," kata pria yang pernah menjadi dosen di Universitas Indonesia itu.
Baca Juga: Fadli Zon Sebut Aksi Penyerobotan Tanah oleh Sentul City Bisa Jadi Bibit Perpecahan Paling Fatal
Rocky Gerung kemudian menanggapi berbagai cibiran dari sebagia orang yang mempertanyakan alasan dirinya yang dinilai terlalu sibuk membicarakan berbagai persoalan negara, seolah-olah melupakan persoalan sengketa tanah yang saat ini dihadapi.
Rocky Gerung menegaskan bahwa negara ini memiliki fokus untuk menangani berbagai isu dalam waktu bersamaan, baik domestik maupun internasional.
"Orang menganggap, ada banyak hal yang harus kita fokuskan, Kan orang menganggap 'Kenapa Rocky Gerung nggak fokus pada tanahnya sendiri? Ngomongin politik luar negeri, ngomongin pidato segala macem'. Saya bilang 'Negeri ini fokusnya banyak, ada China Selatan, Sentul Selatan, ada Papua segala macem itu'," ujar dia.
Rocky Gerung mengatakan, pihaknya sangat terbuka dengan tokoh manapun yang bersedia datang ke rumah miliknya dengan niat baik tanpa memandang keberpihakan politiknya.
Menurutnya, polarisasi politik di negara ini sesungguhnya justru diciptakan oleh segelintir orang di lingkungan Istana, terlebih dengan adanya penggunaan jasa buzzer yang banyak ditentang berbagai pihak.
"Jadi kita ngobrol di sini dan yang Jokower maupun anti Jokowi jelas-jelas terlibat dalam pembicaraan yang sama. Jadi nggak ada problem sebetulnya. Yang suka bikin pembelahan itu kalangan Istana aja, seolah-olah pro Jokowi nggak mau pro rakyat di Sentul City," tuturnya.***