Akan tetapi, opini versi Istana yang selama ini bermunculan merupakan hasil briefing dari seseorang terhadap petinggi partai koalisi Istana.
"Jadi sebetulnya dengan mudah sekarang kita lihat bahwa ada versi Istana tentang komunisme, ada versi rakyat. Dan rakyat percaya bahwa (PKI) bangkit. Istana itu kita mesti korting lagi tuh, karena memang pasti di-brief partai-partai itu," ujarnya.
Baca Juga: Gatot Nurmantyo Rela Dimaki Setiap Bulan September Soal PKI Menyusup ke dalam Tni: Itu Warning
Rocky Gerung mengatakan apabila isu tersebut mencuat menjelang pemilu, dia memprediksi akan ada perayaan kebangkitan PKI sebagaimana isu yang muncul dari versi masyarakat.
"Bayangkan misalnya survei ini di ujung sebuah peristiwa politik misalnya dua tiga tahun lagi ketika kekuatan itu pindah dari kanan ke kiri, maka semuanya akan merayakan kebangkitan tuh. Karena ini adalah sebuah kemampuan untuk menyembunyikan kepentingan," katanya.
Bahkan menurutnya, apabila terjadi perpecahan dalam internal koalisi pemerintah maka masing-masing partai politik seperti PKB, PDIP, dan PSI akan memanfaatkan isu kebangkitan PKI sesuai kepentingannya masing-masing.
"Begitu koalisi ini (PKB, PDIP, dan PSI) pecah, masing-masing akan memanfaatkan isu PKI kan?," ujar dia.
Rocky Gerung menegaskan bahwa isu komunisme dan Bung Karno seperti satu paket yang seolah tak dapat dipisahkan, meski akhirnya PKI dilarang di akhir masa pemerintahan Orde Lama.
Sehingga menurutnya, PDIP akan berupaya meng-contain isu kebangkitan PKI yang selama ini beredar di kalangan masyarakat Muslim yang aware terhadap potensi penindasan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu seperti tahun 1965 silam.