Akan tetapi, dirinya tak pernah berminat untuk bergabung dengan PDIP bahkan berulang kali menolak tawaran dari partai berlogo banteng tersebut.
"Saya sering mengakui karena Ibu Mega adalah seorang politisi kelas berat yang patut dijunjungi, kemudian Puan Maharani saya menghargai. Itu tidak berarti saya menyukai PDIP, saya ditawarkan masuk PDIP juga tidak mau," katanya.
Natalius Pigai kemudian menanggapi sekaligus membantah adanya tudingan yang menyebut bahwa dirinya dibayar Rp5 miliar oleh Puan Maharani untuk menghancurkan karir politik dan elektabilitas Ganjar Pranowo.
Dia membantah tudingan tersebut karena dirinya merupakan aktivis HAM dan kemanusiaan yang tak sepantasnya menerima imbalan untuk menghancurkan reputasi orang lain.
"Mereka mengatakan (dan viral) bahwa saya dapat uang Rp5 miliar menghabisi Ganjar Pranowo. Saya ini pembela kemanusiaan, bagaimana saya terima untuk menghancurkan orang?," ujar dia.
Natalius Pigai menegaskan bahwa dirinya tak pernah bertemu langsung apalagi berjabat tangan dengan Megawati Soekarnoputri maupun Puan Maharani sejak dirinya lahir hingga kini.
Akan tetapi, dia mengatakan bahwa dirinya pernah bertemu dan berkomunikasi dengan Presiden Jokowi saat kampanye Pilpres 2014 lalu.
"Sejak saya lahir di Papua, jabat tangan dengan Ibu Mega, jabat tangan dengan Puan, ketemu Puan, ketemu Ibu Mega sampai detik ini saya tidak pernah. Kalau Jokowi iya," tuturnya.***