Network
Sosok satrio piningit yang dimaksud digambarkan sebagai pribadi yang adil dalam memimpin seperti halnya raja-raja pada zaman dahulu, tepatnya sebelum Indonesia merdeka.
Dalam ramalan Jayabaya yang digambarkannya pula, sosok satrio piningit tersebut muncul ketika Indonesia sedang berada dalam 'titik terendah'.
Baca Juga: Prabowo Akan Maju dalam Pemilihan Presiden 2024? Pengurus Partai Gerindra Ungkapkan Hal Ini
Frasa 'titik terendah' yang dimaksud dalam ramalan Jayabaya tersebut adalah konflik yang kerap terjadi dalam beberapa tahun terakhir, yang dibuktikan dengan adanya polarisasi di kalangan masyarakat (yang dipicu oleh perbedaan pandangan politik).
Bagi masyarakat kejawen, frasa Notonegoro diyakini berkaitan dengan nama-nama Presiden RI dari masa ke masa yang pernah menjabat selama lebih dari satu periode.
Bunyi 'No' dikaitkan dengan nama Soekarno dan Susilo Bambang Yudhoyono serta Jokowi yang semasa kecilnya bernama Mulyono. Sementara bunyi 'to' dikaitkan dengan nama Soeharto.
Baca Juga: Megawati Dinilai Tak Diam Saja dengan Manuver Jokowi yang Mendorong Ganjar Pranowo Jadi Capres 2024
Adapun nama Habibie, Gus Dur, dan Megawati tak termasuk di dalamnya karena menjabat sebagai Presiden RI selama kurang dari satu periode atau di bawah lima tahun.
Baru-baru ini, masyarakat juga mengaitkan nama Ganjar Pranowo dan Gatot Nurmantyo sebagai sosok Presiden RI pengganti Jokowi di tahun 2024 berdasarkan ramalan Jayabaya.
Benarkah dua nama tersebut merupakan sosok pengganti Jokowi sebagai Presiden RI pada tahun 2024 mendatang? Patut kita nantikan.
