Rocky Gerung berpendapat, kedua nama Capres 2024 tersebut belum dapat dikatakan pantas memimpin Indonesia oleh kalangan milenial.
Sebab berdasarkan keterangannya, banyak kaum milenial mempertanyakan intelektualitas, etika kepemimpinan, dan beberapa aspek penting lainnya yang harus dimiliki seorang pemimpin.
"Tapi kalau soal intelektualitas, etika kepempimpinan, segala macem itu yang ditentang oleh millenials," katanya.
Rocky Gerung juga menyebut, survei Capres 2024 yang dirilis oleh salah satu media nasional juga memiliki 'bualan' tersendiri.
Dia juga mempertanyakan kemampuan Ganjar Pranowo yang beredar di kancah politik nasional meski sudah gencar melakukan berbagai kampanye di berbagai platform.
"Kalau lihat survei-survei itu ada bualannya juga, bualannya ada jualannya. Saya nggak anggap itu sebagai hal yang penting karena agak ajaib kemampuan dia beredar dalam politik," ujar dia.
Baca Juga: Megawati Dinilai Tak Diam Saja dengan Manuver Jokowi yang Mendorong Ganjar Pranowo Jadi Capres 2024
Rocky Gerung menyinggung presidential treshold yang tidak memungkinkan setiap partai politik bebas mengusung Capres 2024 dari kadernya sendiri.
Menurutnya, presidential treshold justru membuat pemilu yang digelar setiap lima tahun sekali tak memiliki kontribusi apapun untuk Indonesia.