“Kultur kita bekerja gak? Saya bebas ngomong di sini tapi tiap saat bisa dilaporkan sebuah partai. Di polisi bertumpuk-tumpuk laporan saya. Polisi sampai capek, udah laporan ke Dewan Pers saja, berkali-kali Rocky lagi Rocky terus,” tutur Rocky Gerung.
Meski memahami Indonesia adalah negara hukum, Rocky Gerung meyakini budaya yang dibangun di sana tidak boleh dibawa kembali ke kepolisian.
Menurut Rocky Gerung, dalam situasi dan budaya seperti itu, berarti tidak ada percakapan atau tukar pikiran antar warga.
Jadi, karena tidak ada penghormatan terhadap budaya hukum, semuanya harus diatur dengan hukum negara.
Menurut Rocky Gerung, jika dipikirkan matang-matang, hukum negeri ini berpotensi sangat berbahaya karena ada risiko kompromi.***