Ketua Umum PP Muhammadiyah Jelaskan Ketika Orde Baru Berkuasa, Rezim Ini Minggirkan Politik Islam

- 12 November 2021, 18:15 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Jelaskan Ketika Orde Baru Berkuasa, Rezim Ini Minggirkan Politik Islam
Ketua Umum PP Muhammadiyah Jelaskan Ketika Orde Baru Berkuasa, Rezim Ini Minggirkan Politik Islam /Twitter.com/ @HaedarNs/

KABAR BESUKI – Haedar Nashir, ketua umum PP Muhammadiyah jelaskan bahwa ketika orde baru berkuasa, rezim ini dinilai minggirkan politik islam.

Haedar Nashir mengoreksi pandangan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi Islam paling menguntungkan di era Orde Baru.

Memang, pada masa Orde Baru, beberapa kader Muhammadiyah beberapa periode menjabat tetap menteri.

Namun Haedar berpendapat bahwa pemilihan kader Muhammadiyah murni berdasarkan perhitungan ideologi.

Baca Juga: Golkar Akui Siap 'Meminang' Ganjar di Pilpres 2024: Kalau Tidak Ada Tempat di Partainya, Golkar Terbuka

Hal tersebut untuk diketahui sesuai dengan visi pembangunan yang telah ditetapkan, pernah dipanggil oleh Orde Baru.

Haedar mengatakan Muhammadiyah tidak terbiasa dengan politik persekongkolan atau melakukan lobi dengan bertukar kekuasaan atau melakukan manuver politik untuk memperebutkan kursi.

“Muhammadiyah tidak biasa politik konspirasi, tapi politik yang biasa-biasa saja, politik yang jujur, tegas, argumentatif, dan tidak berorientasi pada kekuasaan,” kata Haedar Nashir.

Baca Juga: Sandiaga Uno Dinilai Layak Jadi Presiden, Pengamat Lihat Hal Berbau Agama Jadi Peluang Besar di Pilpres 2024

Menurut penjelasan Haedar, ketika Orde Baru berkuasa, rezim ini meminggirkan politik Islam, yakni terbitnya kebijakan deideologis.

Dilansir Kabar Besuki dari laman Muhammadiyah, melalui kebijakan ini, partai politik tidak diperbolehkan menggunakan asas lain selain asas Pancasila.

Oleh karena itu, tidak masuk akal bagi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam untuk berkuasa dalam kabinet rezim Orde Baru.

Baca Juga: Soal Reuni 212 pada Desember Mendatang, Ferdinand Sampai Heran: Entah untuk Apa dan Tak Berguna Itu

Lantaran ketika era Orde Baru telah sangat meminggirkan Islam politik di kancah nasional.

“Ada pendapat di era Orde Baru Muhammadiyah menguasai birokrasi dan sudah saatnya yang lain. Sebenarnya tidak kalo soal peminggiran politik terhadap kekuatan Islam, kan dua pertiga dari perjalanan Orde Baru itu ada proses marjinalisasi politik Islam,”

Lebih lanjut, mengutip tulisan Ma'mun Murod Al-Barbasy, presiden PP Muhammadiyah yang memiliki kontak relatif lama dengan kekuasaan Orde Baru, yakni KH AR Fahruddin dan Profesor KH Ahmad Azhar Basyir.***

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Sumber: Muhammadiyah


Tags

Terkait

Terkini

x