KABAR BESUKI – Sosok kiai NU sebut digelarnya reuni 212 seolah terlihat ‘senang’ di atas penderitaan orang lain, serta menyebut Ahok sebagai korban.
KH Syamsul Maarif mengatakan sebenarnya tidak ada yang salah dengan kegiatan pertemuan tersebut.
Namun, asosiasi harus jelas. Misalnya dengan teman sekolah, kampus atau pondok pesantren.
Baca Juga: Erick Thohir Sebut ‘Harga’ Jadi Dirut BUMN Capai Rp25 Miliar, Said Didu Tantang Buka Data
Kiai Syamsul Maarif l berharap tokoh masyarakat mengutamakan kepentingan yang paling utama.
Sebab, jika tujuannya hanya untuk kepentingan politik, maka kegiatan tersebut tidak perlu diadakan sama sekali.
“Ini hanya sekedar peristiwa satu hari kok reuni, dipertimbangkan lagi esensinya apa reuni itu diadakan. Kalo lihat sejarah latar belakang adanya 212 itu karena memang semangat pada waktu itu umat Islam pengen punya pemimpin di Jakarta, sekarang Alhamdulillah Pak Anies sudah menjadi gubernur,” tutur Syamsul Maarif.
Baca Juga: Fadli Zon Muncul Kembali di Twitter dan Tanggapi Putusan MK Terkait UU Cipta Kerja: Harusnya Batal
Tak bisa dipungkiri Reuni 212 erat kaitannya dengan Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok.
Karena itu, dia meminta pihak-pihak terkait untuk merenungkan perasaan Ahok. Sebab menurutnya, tidak baik mengadakan acara atas penderitaan orang lain.
“Pak Ahok sendiri menjadi korban, kita ‘senang’ di atas penderitaan orang lain. Tolonglah jangan terus-terus dijadikan alat politik. Menurut saya umat Islam terutama harus menata diri,” kata Kiai Syamsul Maarif.
Kiai Syamsul Maarif juga menyarankan jika ingin terjun ke politik mulai saja partai 212.
Terkait rencana pertemuan 212, dia secara pribadi mengimbau warga NU di Jakarta untuk tidak datang.
Menurutnya, lebih baik mengaji di rumah masing-masing atau datang ke pengajian Kiai Ulama.***