KABAR BESUKI – Sosok pengamat militer, Selamat Ginting sebut apabila anggota TNI dijadikan ajudan pribadi anggota DPR, itu akan Nampak ‘murahan’.
Seperti diketahui, telegram yang ditandatangani asisten staf KASAD, Mayjen Wawan Ruswandi, sudah beredar.
Telegram itu berisi instruksi pengiriman NCO TNI untuk mengikuti seleksi penempatan sebagai Warrant Officer Hillary Brigitta Lasut.
Menanggapi hal tersebut, Selamat Ginting juga menyinggung permintaan anggota Komisi I DPR, Hillary Brigitta Lasut.
Ia meminta Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurachman mengirimkan anggota TNI sebagai ajudan.
Selamat Ginting menilai, jika permohonan anggota TNI menjadi asisten pribadi anggota DPR disetujui, maka bukan tidak mungkin anggota DPR lainnya, bahkan MPR, mengajukan hal yang sama.
Menurutnya, paling tidak satu batalyon TNI akan bernasib hanya sebagai personal aid.
“Kalo saja permohonan Brigitta ini dikabulkan TNI dalam hal ini oleh Mabesad, maka anggota DPR atau MPR yang lain akan mengajukan hal yang sama. Jadi jumlah anggota MPR sekitar 700 orang, kalo mereka semua meminta pertimbangan yang sama,” tutur Selamat Ginting.
Selamat Ginting merasa anggota TNI yang ditugaskan sebagai perwira tidak termasuk dalam aturan tugas dan operasi militer selain perang.
Baca Juga: KSAD Dudung Sebut Tuhan Bukan Orang Arab, Anwar Abbas: Pemahaman Agama Pak Dudung Bermasalah
“Terlalu murah bagi saya, kalau TNI menyerahkan begitu saja anggotanya untuk jadi ajudan anggota DPR. Sama sekali tidak ada di situ, operasi militer selain perang, permintaan atau tugas mengamankan pejabat atau anggota DPR itu tidak ada. Jadi menurut saya ini harus kita kritisi, jangan sampai TNI begitu murah menyerahkan personelnya untuk menjadi ajudan,” tutur Selamat Ginting.
Jadi, menurut dia, tuntutan berlebihan semacam ini harus dikritisi agar TNI tidak dianggap terlalu murah dan anggotanya hanya ajudan.***