KABAR BESUKI – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil memberikan pernyataan tegas terkait gerakan 212 yang ramai digaungkan.
Seperti diketahui, banyak pihak yang menganggap bahwa reuni aksi 212 merupakan momentum gerakan kebangkitan islam oleh para pendukungnya.
Said Aqil menilai bahwa gerakan 212 yang digawangi oleh mantan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) merupakan tantangan yang luar biasa.
Pasalnya, meski pendukung 212 beranggapan bahwa 212 merupakan gerakan kebangkitan Islam, Said Aqil menolak tegas jika keberadaan kelompok 212 dikaitkan dengan kebangkitan Islam.
Menurut Said Aqil, 212 bukanlah gerakan kebangkitan Islam melainkan sebuah gerakan politik yang mengatasnamakan agama.
“Sebuah contoh misalkan menghadapi 212, itu luar biasa bagi saya, luar biasa kerasnya tantangan itu,” kata Said Aqil seperti dikutip Kabar Besuki dari Youtube TVNU.
Baca Juga: Siti Zuhro Sebut Korupsi di Indonesia Sudah Menjadi Bencana, Namun Banyak Pihak Tak Bergeming
“Ada sebagian dari NU juga katanya itu kesempatan kebangkitan Islam, kalau menurut saya itu bukan kebangkitan islam, menurut saya, kenapa?karena jelas itu tujuannya politik yang mengatasnamakan agama,” imbuhnya.
Meski banyak orang yang sepakat dengan adanya gerakan 212, Said Aqil menyebut bahwa dirinya secara tegas menolak adanya 212.
Said Aqil menegaskan bahwa 212 bukanlah gerakan kebangkitan Islam, sebab menurutnya peserta 212 tidur di masjid dan melakukan ibadah shalat di lapangan, menurutnya itu satu contoh yang tidak benar.
“Karena saya menganggap itu bukan kebangkitan Islam, bukan gerakan Islam, kenapa? Karena tidurnya di masjid, shalat di lapangan, tidurnya di masjid sebagai tempat tidur, menunggu shalat Jumat di lapangan, itu tidak benar menurut saya,” tuturnya.
Seperti diketahui sebelumnya, gerakan 212 mencuat pada tahun 2017 menjelang pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta.
Gerakan ini awalnya muncul sebagai bentuk protes keras terhadap pernyataan plt Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dinilai telah menistakan agama.
Namun, gerakan ini kemudian terus digaungkan setiap tahunnya dan dianggap sebagai salah satu gerakan kebangkitan Islam.***