"Inti dari politik ke depan itu adalah pertandingan konsep, pertandingan ide. Bukan jumlah pertandingan goodie bag, masak harus gituan yang harus kita perlihatkan pada millenials? Ideas dia itu apa tuh? Terhadap bencana apa idenya? Terhadap masa depan lingkungan apa? Kita nggak baca itu tuh," ujarnya.
Rocky Gerung menyayangkan manuver Puan Maharani yang seolah belum mampu menyentuh apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh generasi milenial.
Dia menyayangkan jika Puan Maharani justru menggenjot berbagai manuver yang dinilainya dangkal.
Meski masyarakat kecil sangat membutuhkan sembako, dia menilai bahwa tak sepantasnya Puan Maharani memperlakukan masyarakat kecil seolah-olah mampu disogok dengan kebutuhan pokok.
"Jadi sekali lagi, sayang sekali bahwa Ibu Puan yang seharusnya mewakili pikiran millenials justru di-packaging hanya dengan hal-hal yang dangkal itu. Memang rakyat butuh sembako, tapi diatur lah supaya keadaan awal kampanye semacam ini jangan langsung perlihatkan bahwa hanya bisa ditemui dan disogok dengan hal-hal yang sifatnya mengenyangkan perut," ucapnya.
Rocky Gerung juga mengungkapkan bahwa masyarakat juga membutuhkan ide-ide fresh dari Puan Maharani dan partainya.
Dia juga menyindir baliho Puan Maharani yang terbentang di sekitar lokasi pengungsian korban erupsi Gunung Semeru sebagai sebuah 'sinetron' dalam dunia politik tanah air.
"Rakyat butuh ide juga tuh, supaya rakyat terpikat terhadap ide-ide dari PDIP. Sekarang nggak ada idenya kan? Jadi itulah, pameran baliho di sepanjang Semeru itu sinetron juga tuh akhirnya," tuturnya.***