Akibatnya, sejumlah industri maupun kegiatan masyarakat juga akan ikut terdampak karena pemadaman listrik yang disebabkan oleh kurangnya pasokan listrik.
Selain itu, ancaman krisis pasokan listrik juga disebut-sebut ikut melanda beberapa negara lain di dunia, termasuk di antaranya Lebanon.
Rocky Gerung lebih lanjut juga menilai, ancaman krisis pasokan listrik yang disebut akan melanda Indonesia pada tahun 2022 disinyalir akan terjadi jika kekonyolan dalam pengaturan hubungan antara negara dan korporasi terus berlanjut.
"Kekacauannya di situ hanya karena kekonyolan di dalam pengaturan hubungan antara negara dan korporasi," ujarnya.
Di saat yang sama, Rocky Gerung juga mengungkapkan bahwa BUMN harus berani membuka fakta yang sebenarnya, karena dia menilai selama ini BUMN cenderung hanya melayani kepentingan bisnis konglomerat yang selama ini menjadi 'mitra' bagi BUMN.
"Pada saat yang sama, BUMN juga akhirnya harus buka boroknya tuh. Kan nggak perlu lagi kita bilang BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara, kan BUMN itu badan usaha milik konglomerat karena sekedar disuruh-suruh oleh konglomerat untuk pasang tiang listrik tuh," ucapnya.
Baca Juga: Krisis Bahan Bakar Listrik, Warga Lebanon Beralih ke Tenaga Surya untuk Penuhi Kebutuhannya
Rocky Gerung juga menyebut bahwa ancaman krisis pasokan listrik yang disebut akan melanda Indonesia pada tahun 2022 juga dapat mengancam aktivitas masyarakat di dunia maya.
Dia mengatakan bahwa krisis listrik akan berefek panjang, yakni hilangnya kebebasan berekpresi masyarakat karena tak dapat mengisi ulang baterai untuk mengakses media sosial.