“Ubed ini adalah doctor di bidang sosiologi, paham tentang etika publik, dia mengerti kenapa dia harus laporkan, karena itu bertentangan dengan publik etik,” jelasnya.
“Jadi Ubed sebagai dosen, dia terganggu etiknya karena itu dia ambil risiko,” imbuhnya.
Mantan dosen Filsafat Universitas Indonesia itu juga mengatakan bahwa Kaesang dan Gibran dilaporkan ke KPK oleh Ubedilah Badrun karena diduga berada dalam permainan nepotisme.
Rocky Gerung juga mengungkap beberapa hal yang akhirnya menimbulkan kecurigaan banyak orang bahwa Gibran dan Kaesang berada dalam permainan nepotisme.
“Jadi dia (Ubedillah) paham kenapa reformasi ini memburuk, karena permainan yang biasa disebut nepotisme, nah anak presiden berada dalam wilayah itu (nepotisme) sekarang,” tuturnya.
“Ubed hanya ingin mengingatkan kembali bahwa reformasi itu janjinya adalah hilangkan nepotisme, apalagi sekarang ada keterbukaan informasi, orang jadi bertanya-tanya, itu akumulasinya dua anak presiden dari mana, kok tiba-tiba ada skala yang mencengangkan, mulai dari bisnis kuliner, saham, lalu sekarang akusisi pemain utama di pasar modal, jadi semua ini menimbulkan kecurigaan,” tambahnya.
Baca Juga: Harga Perhiasan Cincin Liontin dan Gelang Liontin Emas Hari Selasa 11 Januari 2022 di Galeri 24
Rocky Gerung lantas mengapresiasi langkah Ubedillah Badrun untuk melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK karena menurutnya langkah yang ditempuh Ubedillah Badrun ini membuka kotak pandora para penguasa.
“Kita mesti anggap bahwa Ubed membuka kotak pandora supaya yang lain paham bahwa negeri ini sedang disiksa oleh kebijakan yang oligarkis dan masuk dalam nepotisme baru,” tandasnya***