Lebih lanjut, Rocky Gerung memberikan sinyal bahwa gelagat menuju percepatan perubahan politik di Indonesia semakin mendekati kenyataan, dalam hal ini pergantian kekuasaan dari tangan Jokowi sebagai Presiden RI.
"Kalau misalnya gelagat ke arah percepatan perubahan itu hari-hari ini makin nyata, maka dalil saya perlahan-lahan berlaku juga," katanya.
Selain itu, filsuf kelahiran Manado ini mengungkapkan bahwa kebuntuan di balik isu Jokowi tiga periode harus segera dipecahkan akar persoalannya.
Sebab menurutnya, banyak orang bertengkar atau berdebat mengenai urgensi perpanjangan masa jabatan Jokowi hingga tiga periode.
"Saya ingin kita bisa pecahkan kebuntuan ini. Kan seolah-olah orang bertengkar soal tiga periode segala macam itu, dan orang gak mau lihat sesuatu yang probable," ujar dia.
Meski menentang keras wacana tiga periode, Rocky Gerung mengungkapkan bahwa dirinya tak pernah berseteru dengan pihak Istana.
Dia hanya melihat bahwa hati nurani Istana seolah terkunci dengan kepentingan segelintir oligarki.
Dia menegaskan bahwa kunci oligarki yang menutup hati nurani Istana harus segera dibuka, meski orang-orang di sekitar Istana tetap menginginkan agar tetap dalam posisi terkunci rapat.