Wagub Jatim Emil Dardak Dorong Pelaku UMKM Manfaatkan EJSC

- 19 Juli 2020, 19:56 WIB
/

Pria yang pernah menjadi Bupati Kab. Trenggalek ini lantas mencontohkan Batik merk Teranggalih asal Kab. Trenggalek, yang merupakan merek bersama untuk batik lokal Trenggalek dengan kepanjangan ‘Terang Ing Galih’.

Lahirnya merek tersebut, karena para pelaku usaha batik di Trenggalek awalnya memiliki merek sendiri-sendiri, dan mengalami kesulitan untuk menembus pasar di Jakarta.

Mereka kata Wakil Gubernur Emil, ingin menembus mall di Jakarta, tapi berat. Akhirnya semua dibranding satu merek, yiatu Teranggalih, sehingga.berhasil tembus. Ini karena perajin batiknya banyak, tapi semua sepakat jadi satu merek.

Baca Juga: Pemerintah Bondowoso Bentuk Satgas Penertiban Reklame Ilegal

“Jadi, pemerintah menggunakan strategi communal branding untuk mengangkat citra batik lokal agar bisa lebih dikenal dan bisa masuk ke pangsa pasar yang lebih ekslusif,” jelasnya.

Di EJSC pula, imbuh Wagub Emil, para pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan program Milenial Job Center (MJC). Dimana, MJC ini merupakan wadah bertemunya milenial potensial, mentor berpengalaman, dan perusahaan (klien) untuk berkolaborasi melakukan berbagai profesi pekerjaan yang sesuai tren di era industri 4.0, yang dikenal gig economy.

“Disini, para pelaku UMKM dapat memanfaatkan jasa SDM tenaga milenial yang telah dibimbing oleh para mentor berpengalaman, misalnya ada yang bingung membuat packaging produknya, atau mencari web designer untuk usahanya. Anda bisa manfaatkan jasa mereka, para tenaga milenial pun pasti akan senang, sebab mereka bisa mendapatkan pengalaman dari pekerjaan yang diberikan,” ujarnya.

Baca Juga: Jenazah Pencari Ikan Sudah Ditemukan Setelah 2 Hari Hilang di Sungai

Dalam sambutannya, Kabarkowil Madiun, Gatot Gunarso berharap, EJSC ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh generasi muda, khususnya yang bergerak di sektor UMKM dan industri kreatif agar usaha dan produknya semakin maju, laris, dan berkembang. Guna mendukung hal tersebut, pihaknya telah menyediakan advisor, dan koordinator yang siap membantu.

“Mereka siap membantu, mulai dari reservasi tempat, dan layanan lainnya. Jadi, ini harus tertata dan terjadwal agar kapasitas disini bisa optimal, sesuai dengan protokol kesehatan, dan tidak berbenturan jadwalnya. Misalnya, mau memanfaatkan meeting room, communal brandingnya mau dibicarakan dimana. lalu ada ruangan yang lain, seperti teleconference, dan lainnya,” tegasnya.

Halaman:

Editor: Surya Eka Aditama


Tags

Terkini