4 Program Komedi Ramadhan Paling Fenomenal dari Masa ke Masa, Mulai Sahur Kita hingga YKS

- 13 April 2021, 14:57 WIB
Ilustrasi Menonton tv
Ilustrasi Menonton tv /

KABAR BESUKI – Bulan Ramadhan rasanya tidak akan lengkap tanpa kehadiran program komedi yang mengundang gelak tawa, khususnya pada saat Anda bersantap sahur.

Jika Anda merupakan generasi kelahiran dekade 1990-an hingga awal 2000-an, Anda mungkin pernah merasakan nikmatnya beragam program televisi yang menghibur masa kecil sepanjang Ramadhan.

Salah satu program yang “wajib ada” selama bulan Ramadhan adalah program komedi khususnya pada saat bersantap sahur.

Baca Juga: Pandemi COVID-19 'Masih Jauh dari Kata Selesai', Ini Kata WHO

Baca Juga: Apa yang Harus Anda Lakukan Setelah Disengat Ikan Pari, Ubur-Ubur, atau Lebah? Simak Ulasan Berikut!

Baca Juga: Umat Muslim di Indonesia Memulai Ramadhan 13 April 2021, Pemerintah Mengizinkan Masjid untuk Tetap Buka

Banyak orang menilai, menonton program atau tayangan komedi di saat sahur dapat membangkitkan semangat dan menghilangkan rasa kantuk pada saat bersahur, sehingga tidak ada alasan untuk tidak menunaikan ibadah Sholat Shubuh setelah imsak.

Terlepas dari adanya pro dan kontra mengenai kehadiran program komedi di slot sahur (khususnya mengenai materi lawakan yang kerap diperdebatkan sejumlah kalangan), program tersebut rupanya tetap disambut antusias oleh pemirsa televisi di Indonesia.

Berikut ini beberapa program komedi sahur yang pernah menjadi fenomenal dari masa ke masa sebagaimana telah dirangkum Kabar Besuki dari berbagai sumber:

  1. Sahur Kita (SCTV, 1999-2004)

Ini merupakan pelopor atau trendsetter lahirnya program komedi untuk mengisi slot sahur sepanjang sejarah pertelevisian Indonesia.

Yap, program tersebut adalah “Sahur Kita” yang pernah ditayangkan oleh SCTV pada tahun 1999 hingga 2004. Program yang dikenal dengan jargon khasnya yakni “nyam nyam nyam” langsung meraih sukses pada penayangan perdananya.

Baca Juga: Indonesia Merasa Puas dengan Efektivitas Vaksin COVID-19 dari China

Baca Juga: Jepang Akan Melepaskan Lebih dari 1 Juta Ton Air yang Terkontaminasi dari Stasiun Nuklir Fukushima ke Laut

Program “Sahur Kita” sesungguhnya mengusung format radio variety yang dipandu oleh dua komedian senior, Eko Patrio dan Ulfa Dwiyanti.

Ada beberapa segmen dalam acara tersebut yakni live interactivetalkshow dengan artis dan ulama, salam sahur untuk pencarian jodoh, request lagu, dan lain-lain.

Hadirnya “Sahur Kita” berhasil mendobrak pakem program sahur di pertelevisian Indonesia yang sebelumnya cenderung didominasi dengan program kajian atau tausiyah keagamaan.

Kesuksesan program tersebut memicu stasiun televisi lain untuk membuat program dengan nuansa serupa di tahun-tahun berikutnya, meski mengusung konsep yang sangat berbeda.

  1. Yuk Sahur Yuk (Trans TV, 2002-2005)

Program komedi yang satu ini langsung mencuri perhatian pemirsa secara perlahan-lahan meski Trans TV masih berstatus sebagai stasiun televisi pendatang baru pada masanya.

Baca Juga: Ruang ICU di Rumah sakit Ontario Penuh! Karena Jumlah Pasien Positif Covid-19 Meningkat Drastis

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Semakin Tinggi, Hal Ini Membuat Kamar Rawat Inap Naik untuk Minggu Kedua Berturut-Turut

Mengusung konsep sketsa komedi murni namun berbeda dengan program serupa di televisi pendahulunya, “Yuk Sahur Yuk” mencapai puncak kesuksesannya di tahun 2004 ketika Trans TV hampir menginjak usia tiga tahun sejak mengudara pada 15 Desember 2001 silam.

Ketika itu, “Yuk Sahur Yuk” bahkan mampu menyaingi Sahur Kita (SCTV) dan Sahur Bareng (RCTI).

Akan tetapi, performa program ini merosot pada tahun 2005 sebelum akhirnya digantikan oleh Kerajaan Sahur pada tahun 2006 (program ini juga tayang di Trans7 yang saat itu masih bernama TV7 tepat ketika baru bergabung dengan Transmedia).

  1. Stasiun Ramadhan (RCTI, 2005-2007)

“Tuut tuut gujes gujes, wak waw”, begitulah bunyi tagline dari program komedi Stasiun Ramadhan yang pernah ditayangkan RCTI setiap waktu sahur pada tahun 2005 hingga 2007 silam.

Dalam program tersebut, hadir Eko Patrio dan Ulfa Dwiyanti yang tidak lagi memperpanjang kontraknya untuk program sahur di SCTV, dan pada tahun yang sama pula SCTV mengganti program “Sahur Kita” dengan “Sahur untuk Semua” sehubungan dengan bergantinya logo dan tagline stasiun televisi tersebut sejak akhir Januari 2005.

Selain menghadirkan Eko dan Ulfa, RCTI juga menghadirkan beberapa nama pelawak seperti Tukul Arwana, Parto, dan sejumlah nama lainnya termasuk bintang tamu ternama untuk menambah kemeriahan acara.

Tak cukup dengan menyajikan komedi dan special performance dari bintang tamu, RCTI juga kerap menghadirkan kuis berhadiah untuk pemirsa yang mengikuti acara tersebut.

Baca Juga: Panduan Melaksanakan Tarawih di Masjid saat Pandemi Covid-19 agar Aman

Baca Juga: Aktivis Myanmar Bersumpah Akan Melakukan Protes Selama Liburan Tahun Baru

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Banyuwangi Selama Puasa Ramadhan 1442 H/2021

Program ini mencatatkan performa terbaiknya bahkan hingga menjadi nomor satu pada slot tayangnya pada tahun 2005 dan 2006, namun pada tahun ketiga (2007) performanya mengalami penurunan ketika SCTV menghadirkan sekuel perdana sinetron Para Pencari Tuhan di slot sahur.

Sebagai catatan, program Stasiun Ramadhan tidak ditayangkan atau diberlakukan penyesuaian jam tayang serta format program menjadi live on tape atau pre-recording ketika RCTI menyiarkan langsung pertandingan UEFA Champions League (UCL) pada hari tersebut.

  1. Yuk Kita Sahur (Trans TV, 2013)

Program ini semula bernama Saatnya Kita Sahur (SKS) yang ditayangkan Trans TV pada tahun 2007 hingga 2011, kemudian sempat berganti nama menjadi Waktunya Kita Sahur (WKS) pada tahun 2012 hingga Yuk Kita Sahur (YKS) setahun kemudian (2013).

Mulanya, Trans TV mengusung formasi Komeng, Adul, dan Olga Syahputra (Alm.) ketika masih bernama SKS. Namun sejak tahun 2011, Trans TV mulai mengubah formasi pengisi acara sejak hadirnya Ustadz Maulana sebagai bagian dari keluarga besar Transmedia meski tetap mempertahankan Olga sebagai sosok sentral hingga 2013.

Saat masih bernama SKS, program ini lebih menonjolkan unsur sketsa komedi sebagai jualan utama. Namun saat bertransformasi menjadi WKS hingga menjadi YKS, momen joget justru lebih disukai pemirsa berdasarkan analisis minute by minute dari Nielsen Media Research (NMR) Indonesia.

Baca Juga: Vaksin Tidak Sepenuhnya Ampuh, Prof Alex Cook: Vaksin Mengurangi Risiko Pengembangan Covid-19 dan Sakit Parah

Dengan perubahan konsep inilah, masyarakat Indonesia mulai mengenal berbagai joget yang ditampilkan dalam acara tersebut seperti “Kok Sepi Sih”, “Keep Smile”, “Kereta Malam”, “Simalakama”, hingga “Oplosan”.

Tak hanya itu, program YKS juga turut mempopulerkan nama Caisar Aditya Putra yang dikenal sebagai “komandan” untuk sesi joget (flashmob) dalam setiap siaran langsung.

Kesuksesan YKS sebagai program sahur nomor satu di tahun 2013 membuat Trans TV melanjutkan project ini menjadi Yuk Keep Smile sebagai program reguler, namun langkahnya terhenti sebelum Ramadhan di tahun 2014 karena adanya sebuah kontroversi yang diduga melecehkan Alm. Benyamin Sueb.

Adakah favorit kalian? Jika Anda memang bernostalgia dan ingin menyaksikannya kembali, Anda bisa saja mencoba menemukannya kembali di YouTube jika memungkinkan.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkini