Bahaya Mengonsumsi Babi yang Jarang Diketahui Orang, Simak Penjelasannya

20 Februari 2022, 17:38 WIB
Bahaya Mengonsumsi Babi yang Jarang Diketahui Orang, Simak Penjelasannya. /Ilustrasi/Pixabay/RitaE.

KABAR BESUKI - Tidak banyak orang yang mengetahui bahaya di balik kebiasaan mengonsumsi babi, meski sebagian orang menyebutnya sebagai makanan lezat.

Bagi sebagian orang khususnya yang tinggal di wilayah dengan jumlah penduduk Muslim sebagai minoritas, mengonsumsi babi justru menjadi budaya tersendiri.

Akan tetapi, ada bahaya mengonsumsi babi yang jarang diketahui oleh banyak orang, meski mayoritas masyarakat Indonesia tak mengonsumsinya.

Banyak orang Indonesia hanya mengetahui bahwa terdapat larangan mengonsumsi babi dalam ajaran Islam, namun tak mengetahui bahaya di baliknya.

Baca Juga: 5 Manfaat Buah Delima Bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Menurunkan Risiko Berbagai Penyakit

Dilansir Kabar Besuki dari Terapis Bekam Banyuwangi, sebuah penelitian yang diterbitkan melalui jurnal oleh Fakultas Parasitologi Universitas Belgrade Serbia menunjukkan bahwa nyaris sepuluh persen dari populasi menderita akibat makanan.

Dalam penelitian tersebut, mayoritas kasus keracunan makanan terjadi akibat parasit zoonosis melalui daging, air, atau kontaminasi feses dari keduanya.

Ada beberapa jenis parasit yang berasal dari daging hewan antara lain protozoa toxoplasma gondii sarcocystis, cacing trichinella, dan taenia.

Menariknya, daging babi mengandung ketiga parasit tersebut namun justru menjadi menu makanan yang banyak digemari sebagian masyarakat.

Keseluruhan parasit tersebut merupakan sumber pemicu penyakit yang ditimbulkan akibat mengonsumsi babi.

Baca Juga: 4 Tips Ampuh Mengatasi Masalah Kegemukan dan Secara Cepat Menurunkan Berat Badan yang Berlebih

Sementara itu, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) juga merilis sebuah riset yang menunjukkan bahwa daging babi merupakan daging hewan darat yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dunia.

Menurut rilis FAO tersebut, terdapat kurang lebih satu miliar babi yang dimanfaatkan untuk diolah kembali menjadi bahan pangan pada tahun 2015, atau dua kali lipat dibandingkan dekade 1970-an.

Bahkan dalam beberapa dekade terakhir, permintaan babi di negara berkembang cenderung meningkat karena banyaknya orang yang ingin mengonsumsi.

Di beberapa wilayah Indonesia seperti Bali dan lain-lain dengan jumlah penduduk Muslim sebagai minoritas, penjualan menu makanan yang mengandung babi bukan merupakan pemandangan yang asing.

Karena tingginya tingkat produksi bahan makanan dengan kandungan babi, banyak orang di dunia yang akhirnya menderita berbagai macam penyakit.

Baca Juga: Kenali dan Waspada Gejala Varian Omicron, Berikut Penanganan yang Tepat Ketika Terinfeksi

Salah satu bahaya mengonsumsi babi bagi tubuh adalah meningkatnya kadar endapan lemak dalam tubuh, yang pada akhirnya menyebabkan tingginya kadar kolesterol dalam darah.

Tingginya kadar kolesterol dalam darah membuat orang yang mengonsumsi daging babi secara konsisten dalam jangka panjang berisiko tinggi untuk menderita penyakit jantung.

Selain itu, bahaya lainnya akibat mengonsumsi babi adalah meningkatnya obesitas yang juga dipicu oleh kandungan lemak di dalamnya.

Kebiasaan mengonsumsi babi juga berpotensi meningkatkan risiko terserang hepatitis E, yang mengakibatkan demam, kelelahan, penyakit kuning, muntah, nyeri sendi, sakit perut, pembesaran hati, gagal ginjal, hingga kematian.

Terlebih, bawaan kotoran yang terdapat dalam daging babi mengandung sejumlah parasit sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: Terapis Bekam Banyuwangi

Tags

Terkini

Terpopuler