Keseluruhan parasit tersebut merupakan sumber pemicu penyakit yang ditimbulkan akibat mengonsumsi babi.
Baca Juga: 4 Tips Ampuh Mengatasi Masalah Kegemukan dan Secara Cepat Menurunkan Berat Badan yang Berlebih
Sementara itu, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) juga merilis sebuah riset yang menunjukkan bahwa daging babi merupakan daging hewan darat yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dunia.
Menurut rilis FAO tersebut, terdapat kurang lebih satu miliar babi yang dimanfaatkan untuk diolah kembali menjadi bahan pangan pada tahun 2015, atau dua kali lipat dibandingkan dekade 1970-an.
Bahkan dalam beberapa dekade terakhir, permintaan babi di negara berkembang cenderung meningkat karena banyaknya orang yang ingin mengonsumsi.
Di beberapa wilayah Indonesia seperti Bali dan lain-lain dengan jumlah penduduk Muslim sebagai minoritas, penjualan menu makanan yang mengandung babi bukan merupakan pemandangan yang asing.
Karena tingginya tingkat produksi bahan makanan dengan kandungan babi, banyak orang di dunia yang akhirnya menderita berbagai macam penyakit.
Baca Juga: Kenali dan Waspada Gejala Varian Omicron, Berikut Penanganan yang Tepat Ketika Terinfeksi
Salah satu bahaya mengonsumsi babi bagi tubuh adalah meningkatnya kadar endapan lemak dalam tubuh, yang pada akhirnya menyebabkan tingginya kadar kolesterol dalam darah.
Tingginya kadar kolesterol dalam darah membuat orang yang mengonsumsi daging babi secara konsisten dalam jangka panjang berisiko tinggi untuk menderita penyakit jantung.