Studi telah menemukan bahwa ketika orang mengonsumsi lemak trans dalam jumlah yang lebih tinggi, mereka cenderung memiliki peningkatan risiko penyakit Alzheimer, memori yang lebih buruk, volume otak yang lebih rendah, dan penurunan kognitif.
Namun, beberapa penelitian belum menemukan hubungan antara asupan lemak trans dan kesehatan otak. Meskipun demikian, lemak trans harus dihindari. Mereka memiliki efek negatif pada banyak aspek kesehatan lainnya, termasuk kesehatan jantung dan peradangan.
Bukti tentang lemak jenuh beragam. Tiga studi observasional telah menemukan hubungan positif antara asupan lemak jenuh dan risiko penyakit Alzheimer, sedangkan studi keempat menunjukkan efek sebaliknya.
Baca Juga: Tips Aman Makan Daging Kurban Tanpa Takut Kolesterol Tinggi, Begini Caranya
Salah satu penyebabnya mungkin karena subset dari populasi uji memiliki kerentanan genetik terhadap penyakit, yang disebabkan oleh gen yang dikenal sebagai ApoE4. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan pada topik ini.
Satu studi terhadap 38 wanita menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi lebih banyak lemak jenuh dibandingkan dengan lemak tak jenuh memiliki kinerja memori dan pengenalan yang lebih buruk.
Jadi, mungkin rasio relatif lemak dalam makanan merupakan faktor penting, bukan hanya jenis lemak itu sendiri.
Misalnya, diet tinggi asam lemak omega-3 telah ditemukan untuk membantu melindungi terhadap penurunan kognitif. Omega-3 meningkatkan sekresi senyawa anti-inflamasi di otak dan dapat memiliki efek perlindungan, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.
Baca Juga: 3 Penyebab Sulit Menurunkan Berat Badan Kata Dokter Sung, Salah Satunya Kurang Minum Air Putih
Anda dapat meningkatkan jumlah lemak omega-3 dalam diet Anda dengan mengonsumsi makanan seperti ikan, biji chia, biji rami, dan kenari.