KABAR BESUKI - Penemuan mayat korban Covid-19 yang mengapung di sungai Gangga terus membludak.
Pejabat mengatakan, mayat yang mengapung di sungai Gangga itu berasal dari keluarga miskin yang tak mampu bayar biaya kremasi atau pemakaman yang layak.
Bagi beberapa warga desa, membuang jenazah orang yang dicintai ke sungai Gangga yang dianggap suci adalah sebuah solusi paling masuk akal. Padahal sebenarnya, keputusan itu justru membuat wabah semakin menyebar.
Baca Juga: Pangeran Harry Dituntut Wanita asal India ke Pengadilan, Diduga Karena Tidak Jadi Dinikahi
Tak hanya virus corona, berbagai risiko kesehatan lainnya juga mengintai penduduk India di Uttar Pradesh dan Bihar.
Polisi di India saat ini tengah menyelidiki ditemukannya mayat-mayat yang terdampar di tepian Sungai Gangga.
Melansir Kabar Besuki dari DW, mayat-mayat itu terdampar di Gahmar, Uttar Pradesh, selama beberapa hari terakhir.
Awal pekan lalu, setidaknya ada 40 mayat yang ditarik dari sungai ke hilir dari Gahmar.
Masih belum diketahui soal di balik temuan mayat-mayat ini.
Diberitakan DW, Minggu, 16 Mei 2021, Navneet Sehgal, juru bicara pemerintah negara bagian Uttar Pradesh, menyangkal bahwa temuan lebih dari 1.000 mayat di daerah itu selama dua minggu terakhir dikaitkan dengan gelombang kedua virus corona di India.
“Saya yakin, badan-badan ini tidak ada hubungannya dengan Covid-19,” kata dia.
Baca Juga: Curi Gas LPG dan Uang untuk Beli Baju Bahkan Miras Saat Lebaran, Dua Pemuda Diringkus Polisi
Para pejabat menyebutkan, penguburan mayat di tepi sungai telah berlangsung selama beberapa dekade dan adanya hujan lebat menyingkap kuburan dangkal di tepian sungai di Prayagraj yang merupakan sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh.
Navneet Sehgal, juru bicara pemerintah negara bagian, pada Minggu, 16 Mei 2021 membantah laporan media lokal bahwa lebih dari 1.000 mayat korban Covid-19 telah ditemukan dari sungai dalam dua minggu terakhir.
"Saya yakin badan-badan ini tidak ada hubungannya dengan Covid-19," klaimnya.
Baca Juga: Mandi Malam Hari Dipercaya Dapat Tingkatkan Kualitas Tidur, Ternyata Ini Alasannya
Dia mengatakan beberapa penduduk desa memang tidak mengkremasi jenazah seperti adat.
Itu karena "biaya" tradisi Hindu selama beberapa periode, yang secara religius penting dilakukan.
Sebagai gantinya, penduduk akan membuang jasad ke sungai atau dengan menggali kuburan di tepi sungai.
Baca Juga: Viral Video Paduan Suara di Masjid Istiqlal, Wagub DKI Jakarta Minta Maaf Kepada Seluruh Umat Islam
India menjanjikan bahwa pemerintah negara bagian akan membayar keluarga miskin masing-masing 5.000 rupee (Rp975 ribu; kurs Rp194,82) untuk mengkremasi atau menguburkan jenazah.
Negara juga meminta polisi untuk berpatroli di sungai untuk menghentikan praktik tersebut. ***