Menteri Pendidikan Korsel Berencana Tambah Jumlah Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

- 30 Maret 2021, 08:50 WIB
Foto: Rapat Kerja Kementerian Pendidikan Korsel Terkait Pembelajaran Tatap Muka.
Foto: Rapat Kerja Kementerian Pendidikan Korsel Terkait Pembelajaran Tatap Muka. /Rizqi A//Dok. Korean Ministry of Education

KABAR BESUKI – Kementerian Pendidikan Korea Selatan (Korsel) memberikan pernyataan berupaya untuk menambah jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah dalam beberapa waktu ke depan.

Selama ini, para siswa di Korea Selatan mengikuti pembelajaran dengan metode campuran yakni online dan offline di tengah pandemi COVID-19 yang masih belum berakhir hingga saat ini.

Rencana tersebut akan dimulai dari Kota Seoul yang memiliki rasio kehadiran tatap muka yang relatif jauh lebih kecil dibandingkan kota-kota lainnya di Korea Selatan.

Baca Juga: Negeri Tetangga Singapura Mengutuk Kejadian Pengeboman Gereja di Makassar

Baca Juga: Terkendala Regulasi dan Operasional LCC, Korean Air Tunda Akuisisi Asiana Airlines Hingga 2024

Baca Juga: Pandemi COVID-19 Belum Berakhir, Pekerja Migran Terdampar di Korea Selatan Diizinkan Perpanjang Masa Tinggal

“Rasio siswa yang menghadiri kelas tatap muka di sekolah di wilayah metropolitan (Seoul) lebih kecil daripada di wilayah lain,” kata Menteri Pendidikan Korsel Yoo Eun Hae dalam sebuah press conference sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari Korea Times.

“Secara khusus, siswa sekolah menengah di Seoul dan Provinsi Gyeonggi tidak memiliki kelas tatap muka sebanyak siswa di wilayah lain,” ujarnya.

Diketahui, Pemerintah Kota Seoul menerapkan aturan pembatasan kehadiran siswa di sekolah maksimal sepertiga dari total kapasitas ruangan kelas untuk jenjang SD dan SMP serta dua per tiga untuk jenjang SMA.

Sedangkan untuk kota-kota lainnya, jumlah peserta didik yang menghadiri pembelajaran tatap muka di kelas dibatasi maksimal dua per tiga dari total kapasitas ruangan untuk semua jenjang.

Untuk mengatasi hal tersebut, Yoo Eun Hae memberikan solusi dengan cara menambah jadwal kelas offline.

“Jadi, menambah jumlah hari kelas offline untuk siswa sekolah menengah di wilayah metropolitan adalah prioritas utama untuk dipertimbangkan,” tutur dia.

Baca Juga: Jika Anda Sering Mengalami Migrain, Berikut Adalah 10 Makanan yang Dapat Memicu Migrain yang Harus Dibatasi

Baca Juga: Refly Harun Angkat Bicara Terkait Bom Makassar, Dirinya Setuju dengan Ucapan HRS Ini

Dia juga mengatakan, pihaknya akan menyiapkan berbagai skema atau opsi untuk menambah jumlah peserta kelas offline sesuai dengan regulasi dan protokol kesehatan yang berlaku.

Mengenai kasus COVID-19 terbaru, Yoo mengatakan bahwa sejauh ini belum ada kasus positif dari cluster sekolah sejak diberlakukannya kebijakan pembelajaran tatap muka.

Kalaupun ada, kemungkinan besar peserta didik tersebut terinfeksi ketika berinteraksi dengan orang lain di luar lingkungan sekolah.

“Menurut data yang kami peroleh selama setahun terakhir, Kementerian Pendidikan serta otoritas kesehatan percaya bahwa pelajar muda tidak berisiko lebih tinggi terinfeksi dibandingkan kelompok usia lainnya,” kata Yoo.

“Oleh karena itu, kami telah berdiskusi dengan Dinas Pendidikan di masing-masing daerah tentang pengenalan lebih dari itu,” ujar dia.

Terkait program vaksinasi untuk guru, Yoo mengatakan bahwa setiap lembaga memiliki tanggung jawab untuk mendukung program tersebut yang akan dijalankan mulai 8 April 2021 mendatang.

“Vaksinasi untuk guru penting untuk pemulihan kehidupan sehari-hari di sekolah, dan saat ini kami sedang berkonsultasi dengan otoritas kesehatan mengenai rencana vaksinasi untuk guru kelas satu dan dua di sekolah dasar dan taman kanak-kanak,” katanya.

Baca Juga: Orang dengan Gangguan Kepribadian Narsistik Cenderung Membuat Keputusan yang Buruk, Menurut Sebuah Penelitian

“Saya pikir vaksinasi untuk guru kelas 12 harus diselesaikan sebelum liburan musim panas sehingga guru dan siswa dapat mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi yang dijadwalkan pada November tanpa kendala,” ujar dia.

“Kami juga mendiskusikan waktu dan rencana terperinci dengan otoritas kesehatan,” tuturnya mengakhiri wawancara.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Korea Times


Tags

Terkini