Serangan Senjata Berhenti, Israel dan Palestina Suarakan Klaim Kemenangan Perang

- 21 Mei 2021, 19:45 WIB
Dua anak perempuan di Kota Ramallah mengibarkan bendera Palestina setelah muncul gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada Jumat dini hari 21 Mei 2021
Dua anak perempuan di Kota Ramallah mengibarkan bendera Palestina setelah muncul gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada Jumat dini hari 21 Mei 2021 /Tangkap layar situs BBC

KABAR BESUKI - Israel dan Palestina saat ini sedang ramai sama-sama menyuarakan klaim kemenangan. Pada pagi ini 21 Mei 2021, Gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas dari Palestina telah dimulai.

Gencatan senjata mulai dilakukan sejak Jumat dini hari waktu setempat. Hal itu mengakhiri 11 hari pertempuran dari kedua pihak yang telah menewaskan lebih dari 240 orang. Korban jiwa tersebut dikatakan merupakan sebagian besar di orang yanh berad di Gaza.

Kabinet Israel menyatakan bahwa sudah dikeluarkan keputusan untuk menyetujui gencatan senjata dengan Hamas, yang mulai berlaku hari Jumat 21 Mei pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat.

Baca Juga: Bom Meledak Pada Demonstrasi Pro Palestina di Pakistan, Setidaknya Melukai 13 Orang dan Enam Tewas

Di Gaza, penduduk mensyukuri adanya gencatan senjata ini. Dengan turun ke jalan sambil membunyikan klakson mobil dan mengibarkan bendera Palestina pada Jumat dini hari. Situasi yang sama juga terjadi pada wilayah Palestina lainnya di Tepi Barat, seperti yang diungkapkan AFP.

Dikabarkan bahwa Israel, untuk kali pertama dalam beberapa hari terakhir tidak dibunyikan lagi sirene peringatan tembakan roket dari Hamas, pertanda gencatan senjata mulai berlaku.

Dilansir dari situs BBC, ada dua anak perempuan di Kota Ramallah mengibarkan bendera Palestina setelah muncul gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada Jumat dini hari 21 Mei 2021.

Baca Juga: Boikot Produk Israel Diserukan, Ketua AMPP: Kami Mendesak Pemerintah Indonesia Agar Terlibat Secara Langsung

Adapun demikian, baik Hamas maupun Israel saling mengklaim kemenangan dan keberhasilan atas pertempuran yang telah terjadi.

"Ini adalah eforia kemenangan," kata Khalil al-Hayya, seorang pejabat senior Hamas.

Warga Palestina merayakan gencatan senjata antara Israel dan Hamas atas inisiatif Mesir di Kota Rafah, Jalur Gaza pada 21 Mei 2021.

Kemudian Israel, dalam pernyataanya mengatakan kampanye udaranya telah membuat pencapaian "yang belum pernah terjadi" di Gaza, wilayah yang diblokade Israel sejak 2007 atau sejak dipimpin Hamas.

Baca Juga: Cek Saldo dan Tarik Tunai untuk BNI, BRI, Mandiri, & BTN Dikenakan Biaya per 1 Juni, Ini Daftar Harganya

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menjelaskan di Twitter bahwa serangan ke Gaza telah menghasilkan "keuntungan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Gencatan senjata antara kedua pihak itu diusulkan oleh Mesir dan berlaku secara "mutual dan tanpa syarat".

Presiden Mesir menjelaskan ia akan mengirim delegasi yang akan memantau penerapan gencatan senjata di lapangan.

Pejabat Hamas, Osama Hamdan, dalam wawancara dengan kantor berita Associated Press mengatakan gencatan senjata dimulai pada Jumat pukul 2.00 dini hari.

Baca Juga: Gelar Aksi, Pendemo dengan Atribut HMI Diamankan Polisi

Militer Israel melancarkan serangan terhadap Gaza dalam 11 hari terakhir.

Ia mengatakan perundingan gencatan senjata melibatkan Mesir dan Qatar.

Dikatakannya juga bahwa Hamas saat ini tidak kekurangan rudal.

Ia mengatakan serangan terhadap Israel bisa berlanjut tak hanya hingga beberapa hari atau pekan ke depan, tapi bisa hingga beberapa bulan mendatang.

Gencatan senjata terjadi setelah aksi kekerasan dan bombardir militer Israel terhadap Gaza dalam 11 hari terakhir, sementara kelompok Hamas menembakkan roket-roket ke wilayah Israel.

Baca Juga: Anjing Zionis Warna Hitam Israel Dilatih untuk Menerkam Orang Sholat, Apa Benar? Ini Faktanya

Pemandangan seperti ini sering ditemui di Gaza dalam beberapa hari terakhir.

Pertempuran antara kedua pihak merenggut nyawa setidaknya 232 orang di Gaza dan 12 orang di Israel.

Pengumuman gencatan senjata, sebelumnya dikatakan oleh Presiden Biden kepada PM Netanyahu bahwa dirinya "mengharapkan adanya penurunan eskalasi secara signifikan".

Dalam informasi yang beredar, sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan pihak-pihak yang bertikai terikat dengan hukum internasional.

Baca Juga: Wanita Chubby Ternyata Dianggap Bisa Bikin Pasangan Lebih Bahagia, Penelitian Beberkan Alasannya

"Bahkan perang sekali pun punya aturan. Pertama dan yang paling utama, warga sipil harus dilindungi," kata Guterres dalam pidato di Majelis Umum PBB, di New York, hari Kamis 20 Mei.

"Serangan semena-mena, serangan terhadap warga sipil, terhadap rumah milik warga sipil adalah pelanggaran hukum perang. Demikian juga dengan serangan terhadap sasaran-sasaran militer yang menyebaban hilangnya banyak nyawa warga dan luka terhadap warga sipil," kata dia.

"Tidak ada justifikasi, apakah itu dengan alasan membalas tindak terorisme atau membela diri ... pihak-pihak yang berkonflik terikat dengan hukum kemanusiaan internasional," ungkap Guterres.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: BBC.com


Tags

Terkini

x