Ukraina Tuntut Sanksi Baru Terhadap Rusia Atas Pembantaian di Kota Bucha

- 4 April 2022, 14:36 WIB
Gambar ilustrasi pembantaian di Bucha.
Gambar ilustrasi pembantaian di Bucha. /pexels.com/miles rothoerl/

KABAR BESUKI – Beredar foto tumpukan mayat di kota Bucha Pada hari Minggu, 3 April 2022. Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan pembantaian di kota tersebut.

Negara-negara barat juga bereaksi atas gambar yang beredar tersebut. Mereka menyerukan pemberian sanksi baru terhadap Rusia.

Sedangkan kementerian pertahanan Rusia membantah tuduhan dari Ukraina yang mengatakan pasukan Rusia melakukan pembantaian, mereka mengatakan bahwa rekaman dan foto-foto yang menunjukkan mayat di Bucha adalah bentuk ‘provokasi lain’ oleh pemerintah Ukraina.

Gambar-gambar tersebut muncul setelah Ukraina pada hari Sabtu menyatakan pasukannya telah merebut kembali kendali atas seluruh wilayah Kyiv dan membebaskan kota dari pasukan Rusia.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Jokowi ‘Bengis’ dalam Ambisi Berkuasa: Semuanya Dipalsukan dalam Pencitraan Kamera

Insiden tersebut memicu kemarahan di Ukraina dan luar negeri, negara-negara barat menambah tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin dengan meningkatkan kemungkinan sanksi barat lebih lanjut.

Negara-negara barat telah berusaha mengisolasi Rusia secara ekonomi dan menghukum Rusia atas invasi yang di mulai pada 24 Februari lalu.

“Pembantaian di kota Bucha disengaja,” tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter seperti yang dikutip Kabar Besuki dari Channel News Asia.

“Itu terlihat persis seperti kejahatan perang,” kata juru bicara Presiden Volodymyr Zelenskyy.

“Kami menemukan kuburan massal dan orang-orang dengan tangan dan kaki terikat, dengan luka tembak lubang peluru di belakang kepala mereka. Mereka jelas warga sipil yang dieksekusi,” tambahnya.

Baca Juga: Rezim Jokowi Dinilai ‘Brutal’ Naikan Harga Kebutuhan Publik, Refly Harun: Emang Kebangetan

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menggambarkan foto-foto tersebut seperti ‘pukulan di perut’, sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan untuk melakukan penyelidikan independen.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Rusia harus membayar kejahatan perang yang mereka lakukan.

Sedangkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pemerintahnya akan meningkatkan sanksi, serta dukungan militer dan kemanusiaan untuk Ukraina.

“Putin dan pendukungnya akan merasakan konsekuensinya,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz. Dia juga menambahkan bahwa sekutu Barat akan menyetujui sanksi lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Uni Eropa harus membahas pelarangan impor gas Rusia berangkat dari perlawanan Berlin sebelumnya terhadap gagasan embargo impor energi Rusia.

Sedangkan Rusia meminta agar Dewan Keamanan PBB bersidang pada Senin untuk membahas apa yang disebut Moskow sebagai ‘provokasi oleh kaum radikal Ukraina’ di Bucha.

Kementerian pertahanan di Moskow menggambarkan foto dan video dari kota itu sebagai ‘pertunjukan yang dipentaskan’.

Baca Juga: Ustadz Khalid Basalamah: Berdoa di 3 Waktu ini Pada Bulan Ramadhan Pasti Mustajab

Rusia sebelumnya telah membantah menargetkan warga sipil dan telah menolak tuduhan kejahatan perang dalam apa yang disebutnya ‘operasi militer khusus’ yang ditujukan untuk demiliterisasi dan ‘denazifikasi, Ukraina.

Pada hari Sabtu, Reuters melihat mayat di kuburan massal dan masih tergeletak di jalan, sementara pada hari Minggu walikota Bucha, Anatoliy Fedoruk, menunjukkan kepada wartawan dua mayat dengan kain putih diikatkan di lengan mereka, salah satunya tampaknya telah ditembak di mulut.

Oleksiy Arestovych, ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan pasukan Ukraina telah menemukan mayat wanita yang telah diperkosa dan dibakar serta mayat pejabat lokal dan anak-anak.

Walikota Bucha mengatakan 300 warga telah tewas selama pendudukan dalam satu bulan oleh tentara Rusia.

Menteri luar negeri Ukraina meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk mengumpulkan bukti dari apa yang disebutnya kejahatan perang Rusia, sementara menteri luar negeri Prancis dan Inggris mengatakan negara mereka akan mendukung penyelidikan tersebut.

Namun, para ahli hukum mengatakan penuntutan terhadap Putin atau para pemimpin Rusia lainnya akan menghadapi rintangan tinggi dan bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Baca Juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Berikan Pesan Menyentuh di Grammy Awards: Mohon Dukung Kami

Human Rights Watch mengatakan telah mendokumentasikan beberapa kasus pasukan militer Rusia yang melakukan pelanggaran hukum perang di wilayah Ukraina di Chernihiv, Kharkiv dan Kyiv.

Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova mengatakan jaksa yang menyelidiki kemungkinan kejahatan perang oleh Rusia telah menemukan 410 mayat di kota-kota dekat Kyiv, 140 di antaranya telah diperiksa.***

 

Editor: Ayu Nida LF


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x