Usai Laksanakan Misi Perdamaian di Lebanon, Satgas Maritime Task Force TNI Tiba di Surabaya

24 Mei 2021, 20:13 WIB
Foto prajurit TNI setelah bertugas di Lebanon/twitter/@_TNIAL_ /

KABAR BESUKI - KRI Sultan Hasanuddin-366 dari jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmada II bersama Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI Konga XXVIII-L Unifil/2019 akhirnya tiba di Surabaya.

Diketahui, KRI Sultan Hasanuddin-366 telah menempuh jarak sekitar 6.524 Nautical Mill selama kurang lebih 30 hari pelayaran.

Kedatangannya disambut meriah dalam acara penyambutan dengan menerapkan disiplin protokol Kesehatan yang ketat.

Baca Juga: Kapal Perang KRI Banjarmasin 592 Antar 'Pasukan Setan' untuk Damaikan Papua

Kegiatan penyambutan berlangsung di Dermaga Ujung Markas Koarmada II, Sabtu, 22 Mei 2021.

Kedatangan para prajurit pilihan ini pun disambut secara angsung oleh Panglima Koarmada II, Laksda TNI Dr.Iwan Isnurwanto, S.H.,M.A.P., M.Tr.(Han) didampingi oleh Danpuspenerbal, Kadispsial, dan Danpuskopaska.

Dalam acara tersebut turut hadir Ketua Daerah Jalasenastri Armada II Ny. Dewi Iwan Isnurwanto, serta para pejabat utama dan Kasatker Koarmada II.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Disebut Tak Bisa Jadi Calon Presiden, Diduga Karena Hubungannya dengan Soekarno?

Tidak hanya itu, terpantau keluarga dari para prajurit kebanggaan bangsa tersebut juga menanti kedatangan mereka dengan penuh antusias dan sukacita setelah berpisah sejak Agustus 2019 hingga Mei 2021.

KRI Sultan Hasanudin 366 dikomandani oleh Letkol Laut (P) Ludfy, S.T., M.D.D.S yang sekaligus merupakan Komandan Satgas MTF Konga XXVIII-L UNIFIL, mengemban misi perdamaian di Lebanon sejak Agustus 2019 hingga Mei 2021.

Satgas ini berjumlah 119 Prajurit yang terdiri dari 113 pengawak KRI, 1 Perwira Intelijen, 1 Perwira Psikologi, 1 Dokter Militer, 1 Perwira Penerangan, 1 Kopaska, dan 1 Penyelam TNI AL.

Selama menjalankan tugasnya sebagai Pasukan Perdamaian PBB, KRI Sultan Hasanudin 366 memiliki tugas membantu Lebanese Armed Forces (LAF) Navy untuk mencegah masuknya senjata atau peralatan terkait lainnya menuju Lebanon secara ilegal melalui laut.

Baca Juga: Usai Tipu Ratusan Emak-emak Rp1 Miliar, Seorang Wanita Diringkus Polisi Setelah Diduga Kabur Bersama Keluarga

Selain itu juga melatih LAF Navy untuk dapat melaksanakan operasi keamanan maritim di wilayah laut teritorialnya.

Sementara itu, menurut Pangkoarmada II mengungkapkan selama melaksanakan tugasnya dibawah komando Letkol Ludfy, KRI SHN telah menerima tiga kebanggaan yang sulit untuk didapat negara pendukung MTF yang lain.

"Yang pertama adalah sebagai Satgas yang pertama kalinya mendapatkan UN Medal dan diberikan langsung oleh Komandan MTF. Kemudian yang kedua, sebagai satu-satunya kapal perang yang pada akhir masa tugasnya dilepas langsung oleh Komandan MTF," ujar Laksda Iwan Isnurwanto.

Baca Juga: Penyelidikan Kebocoran Data BPJS Kesehatan Terus Dilakukan, Hingga Saat Ini Belum ada Hasil

"Dan yang ketiga secara keseluruhan, performance evaluation report dari satgas MTF TNI Konga-XXVIII/Unifil mendapat rating Outstanding atau luar biasa, dan ini dilaporkan ke headquarter-nya PBB”, sambungnya.

Lebih lanjut Pangkoarmada II mengungkapkan tugas diplomasi yang diemban oleh TNI AL untuk membantu menjaga perdamaian dunia, dilaksanakan secara berkesinambungan.

Dikarenakan sebelum kembali ke Indonesia, tugas KRI Sultan Hasanuddin sudah digantikan oleh KRI Sultan Iskandar Muda-367 yang proses pergantiannya harus dilaksanakan di perairan Lebanon.

Baca Juga: Oknum Pimpinan KPK Dilaporkan Ke Komnas HAM, Novel Baswedan: Ini Bukan Pertama Kali

“Ini sangat penting disampaikan, sehingga mengapa TNI khususnya TNI AL sangat concern sangat mengevaluasi kesiapan-kesiapan dalam melakuan tugas ini (MTF Unifil Lebanon)," tutur orang nomor satu di jajaran Koarmada II ini.

Sehingga tidak hanya sekedar hadir disana tapi memberikan hasil yang optimal yang bisa dipandang oleh seluruh dunia bahwa kita mampu untuk bisa melaksanakan tugas-tugas diplomasi, tugas-tugas yang memang diembankan oleh tidak hanya aturan didalam TNI/TNI AL tetapi juga undang-undangg di Indonesia yang termaktub langsung dalam pembukaan UUD 1945," ungkapnya.

Tidak hanya itu, Pangkoarmada juga bangga dengan pencapaian TNI Angkatan Laut saat ini.

Baca Juga: Tank Boat Antasena Kendaraan Tempur Buatan Anak Bangsa, Lolos Uji Senjata Siap Menjaga Nusantara

"Ini merupakan  kebanggaan yang tidak mungkin dicapai orang lain tanpa adanya kinerja dan performance yang sangat maksimal. Ini kebanggaan bagi TNI Angkatan Laut, bagi TNI dan juga bagi negara,"  tegas Pangkoarmada II.

Sementara itu selain meriah dengan hadirnya atraksi udara empat pesawat Bonanza dari Skuadron 200 Wing Udara 1 Puspenerbal, ada yang unik dalam acara penyambutan tersebut.

Yakni manakala momen pertemuan dengan keluarga berlangsung. Para prajurit yang telah berbaris rapi di dermaga tidak bisa langsung bersua dengan keluarga.

Baca Juga: PBB Berikan Bantuan Kepada Gaza Setelah Gencatan Senjata, Tanpa Izinkan Hamas Mengisi Ulang Persenjataan

Dikarenakan dengan wajah yang tertutup masker dan topeng ditambah tidak adanya papan nama yang digunakan, keluarga harus berupaya mengenali satu per satu prajurit untuk menemukan orang yang mereka cintai.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: TNI AL

Tags

Terkini

Terpopuler