Gatot Nurmantyo Tegaskan Diorama G30S PKI di Museum Kostrad Sebagai Aset Vital: Betapa Pentingnya Sejarah Ini

30 September 2021, 10:24 WIB
Gatot Nurmantyo Tegaskan Diorama G30S PKI di Museum Kostrad Sebagai Aset Vital: Betapa Pentingnya Sejarah Ini /Instagram.com/@dedesuryana777

KABAR BESUKI - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menegaskan diorama G30S PKI di Museum Kostrad sebagai aset vital karena memiliki nilai sejarah tinggi.

Gatot Nurmantyo mengutip pernyataan almarhum Ir. Soekarno yang menyebut sejarah sebagai hukum yang menguasai manusia sehingga tidak boleh untuk dilupakan apalagi ditinggalkan.

"Bung Karno pernah mengatakan 'Sejarah adalah hukum yang menguasai manusia'. Sebelas tahun kemudian, Bung Karno mengatakan JASMERAH, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Betapa pentingnya sejarah ini," kata Gatot Nurmantyo sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Rabu, 29 September 2021.

Baca Juga: Diorama G30s PKI ‘Hilang’ Disebut Demi Ketenangan Lahir Batin, Sejarawan: Apakah Ada Kekeliruan

Menurut Gatot Nurmantyo, Soeharto merupakan sosok yang sangat berjasa untuk menyelamatkan proklamasi dari rongrongan PKI.

Apalagi, PKI tak pernah terlibat sama sekali dalam perumusan kemerdekaan Indonesia bersama Ir. Soekarno.

"Pak Harto adalah orang yang menyelamatkan proklamasi tersebut dari rongrongan PKI, karena sejak awal PKI dalam rapat BPUPKI maupun PPKI tidak ada dan menentang Soekarno-Hatta karena dianggap (antek) Belanda," ujarnya.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Tegaskan PKI Sudah Menyusup ke Tubuh TNI, Bukti Nyata Kehancuran di Depan Mata

Gatot Nurmantyo menjelaskan, diorama G30S PKI di Museum Kostrad yang kini hilang menggambarkan suasana rapat antara Jenderal Nasution dan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo bersama Jenderal Soeharto untuk menyusun strategi menumpas PKI.

Saat itu, TNI dinilai kurang waspada terhadap pergerakan PKI karena dianggap seperti partai politik pada umumnya.

"Dalam diorama itu menggambarkan, bagaimana sosok Jenderal Nasution, kemudian Jenderal Soeharto dan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo sebagai komandan RPKAD, ketiga orang itulah dalam kondisi kritis pasukan kita banyak yang ke perbatasan, dan tidak terduga terjadi itu. Apa komentar KASAD? Dalam hal ini TNI agak atau tidak kurang waspada dan menganggap PKI sama seperti partai-partai lainnya," katanya.

Baca Juga: Patung Diorama G30S PKI dan Pahlawan Revolusi Hilang, Gatot: Generasi Kita Sudah Gagal Menjaga

Gatot Nurmantyo kemudian memberikan keterangan bahwa pembangunan Museum Kostrad memiliki salah satu tujuan untuk mengingatkan publik akan sejarah G30S PKI.

Sebab, peristiwa tersebut merupakan peristiwa kelam yang turut memakan korban dari kalangan jenderal TNI AD (termasuk Abdul Haris Nasution yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI AD) hingga anaknya juga turut terkena tembakan oleh tentara PKI.

"Gambaran ini adalah, dibuatlah museum di Kostrad, di kantornya Pak Harto tempat membuat sebuah rencana diceritakan sendiri. Bayangkan seorang Jenderal Nasution panglima TNI AD waktu itu, habis tertembak malamnya dan anaknya pun juga kena. Beliau merasa bertanggung jawab terhadap bangsa, ikut ke tempatnya Pak Harto bersama-sama membuat strategi," ujar dia.

Baca Juga: Salim Said Sebut Letjen Dudung Tak Bertanggung Jawab atas Hilangnya Diorama G30S PKI di Museum Kostrad

Gatot Nurmantyo menghimbau kepada elit pemerintah maupun petinggi TNI agar tidak menciptakan kegaduhan di tengah pandemi, khususnya terkait dengan persoalan kebangsaan.

Sebab, hal tersebut juga turut mengusik dirinya yang telah pensiun dari TNI dengan jabatan tertinggi sebagai Panglima TNI.

"Janganlah elit pemerintah atau elit militer membuat suasana masalah kebangsaan, ini tentang diorama itu bagaimanapun juga mengusik rasa kebangsaan saya sebagai Purnawirawan TNI," tuturnya.***

 

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club

Tags

Terkini

Terpopuler