KABAR BESUKI – Belakangan ini Polisi menjadi perbincangan hangat netizen hingga menjadi trending di media sosial khususnya platform Twitter.
Berawal dari mula Jejaring sosial ramai dengan sebuah tagar yang mengejutkan # JanganLaporPolisi.
Tagar ini bentrok setelah viral kasus dugaan pemerkosaan 3 anak di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, dihentikan penyidik.
Disusul dengan istilah ‘Satpam BCA’ yang bergema di Twitter menyusul cuitan netizen yang bertanya-tanya apakah kehadiran polisi bisa digantikan oleh satpam BCA.
Namun, cuitan pemilik akun @fchkautsar tersebut berujung pada ancaman kekerasan bahkan pembunuhan terhadap dirinya.
Banyak netizen yang berkomentar karena menganggap cuitan tersebut sebagai sarkastis karena rentetan peristiwa yang terjadi selama ini.
Tweet tersebut juga mengundang sejumlah warganet untuk ikut membanding-bandingkan polisi dan satpam BCA. Satpam BCA ini konon dikenal ramah dan bersahabat.
Apabila oknum Polisi melakukan suatu kesalahan saat itu juga dirinya menerima sumpah serapah, lalu disbanding saat lakukan sesuatu yang benar langsung mendapat pujian.
Baca Juga: Soroti Ekonomi Indonesia di Era Presiden Jokowi, Faisal Basri: Indonesia Sudah Jadi Budak China
Menanggapi hal tersebut, anggota Kompolnas Albertus Wahyurudhanto menyampaikan bahwa harus ada proses pendewasaan masing-masing pribadi yang dilakukan secara internal.
"Polisi itu makhluk yang sexy, geliatnya sedikit kelihatan. Kedua, dia itu dicintai tapi juga kadang dibenci. Proses pendewasaan itu harus dilakukan secara internal. Era ini juga harus dipahami sebagai era yang harus dinikmati dalam kinerja polisi," tutur Albertus Wahyurudhanto, dilansir Kabar Besuki dari YouTube TVOneNews.
Soal kritik yang disampaikan netizen kepada aparat, menurut Albertus Wahyurudhanto seharusnya pihak aparat tak menganggap hal tersebut jadi sebuah hujatan.
Artinya, apabila ada sebuah kritik yang muncul itu jangan ditanggapi dengan asal melawan atau membantah saja.
Baca Juga: PDIP Klaim Jokowi Sebagai Presiden Pemberi Harapan, Rocky Gerung Sindir dengan Jawaban Menohok Ini
Albertus Wahyurudhanto mencontohkan, daripada melawan dengan sebuah bantahan, baiknya memang harus dilawan dengan bukti kinerja yang baik atau sebuah prestasi.
Untuk sebuah pelanggaran yang dilakukan oknum lalu dihukum oleh atasan, seharusnya berhenti sampai di situ saja dan jangan ditiru lainnya.
Menurut Albertus Wahyurudhanto apabila stabil dalam kinerja polisi yang baik dan tak menampakkan suatu kesalahan yang sekiranya fatal, dari situ citra polisi akan tercipta baik.
Di saat itu juga, kata Albertus Wahyurudhanto, masyarakat mulai percaya dan tak asal menjatuhkan dengan hujatan kepada aparat.***