Jokowi Serukan Jurnalisme Bijak, Rocky Gerung Singgung Presidential Treshold

31 Oktober 2021, 09:03 WIB
Jokowi Serukan Jurnalisme Bijak, Rocky Gerung Singgung Presidential Treshold /Sekretariat Presiden/Instagram.com/@jokowi

KABAR BESUKI - Baru-baru ini Presiden Jokowi menyerukan jurnalisme bijak kepada seluruh insan pers Indonesia dalam sebuah pidatonya di Istana Negara.

Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung tanggapi seruan jurnalisme bijak dari Jokowi sekaligus singgung aturan presidential treshold.

Rocky Gerung juga menyuarakan agar masyarakat mendesak MK untuk membatalkan presidential treshold agar praktik jurnalisme bijak benar-benar terwujud.

"Hari ini kita baca berita Pak Jokowi supaya 'Jurnalisme itu bijaklah, jangan sekedar memberitakan fakta saja tanpa melihat dampaknya'. Ini satu paket juga bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi harus kita tuntut supaya menghilangkan presidential treshold itu, karena dengan itu pers bisa melakukan fungsinya secara bijak," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Minggu, 31 Oktober 2021.

Baca Juga: MK Batalkan Pasal Kebal Hukum dalam UU Covid-19, Rocky Gerung Sebut Pemerintah Kehilangan 'Kambing Hitam'

Rocky Gerung menyebut, kebebasan pers tak akan terwujud seutuhnya jika pasal presidential treshold tetap dipertahankan.

Menurutnya, jurnalisme bijak yang sesungguhnya adalah jurnalisme yang mendorong oposisi menyuarakan politik alternatif atau mendorong calon presiden independen.

"Sebab nggak ada gunanya pers diberi kebebasan kalau hasil dari kebebasan pers itu yaitu mendorong oposisi untuk mengucapkan politik alternatif, untuk mendorong calon presiden independen, tapi akhirnya mentok di PT 20 persen itu tuh," ujarnya.

Baca Juga: Said Didu Sebut Keputusan MK Bikin Pejabat Kebal Hukum, Mahfud MD: Memang Tak Ada yang Baru dalam Vonisnya

Rocky Gerung menilai bahwa jurnalisme bijak sangat tergantung dengan pemerintahan yang bijak pula.

Karena itulah, Rocky Gerung juga mendesak Jokowi agar bersikap bijak dengan mendorong dicabutnya pasal presidential treshold.

"Jadi mesti dihubungkan antara pemerintahan Pak Jokowi supaya bijak. Yang bijak bisa bijak, tapi kalau di ujungnya kita udah bijak tetapi juga presidential treshold dipasang, jadi buat apa kita berbijak-bijak? Karena kita tahu toh walaupun kita sopan-sopan, tetap ujung-ujungnya presidential treshold akan halangi kita tuh, menghalangi demokrasi," katanya.

Selain itu, Rocky Gerung juga menegaskan agar masyarakat juga turut mengajarkan sikap konsisten terhadap Jokowi yang selama ini dianggap gegabah dalam mengambil keputusan.

"Jadi mesti dilihat paket itu, kita-kita mesti ajarin Pak Jokowi untuk konsisten. Kalau dibilang bijak 'Oke, kita mesti akan bersikap bijak', tapi Jokowi harus bijak juga supaya jangan halangi orang berkompetisi sehat melalui presidential treshold," ujar dia.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut MK Turut Andil dalam Upaya Pelemahan KPK, Begini Penjelasan Selengkapnya

Ketika buzzer pro Jokowi nantinya mempertanyakan alasan Rocky Gerung, dia mengaku tak ambil pusing dengan hal tersebut.

Rocky Gerung menilai, buzzer akan berupaya mencari 'kambing hitam' baru ketika putusan MK membatalkan pasal kebal hukum bagi pejabat pemerintah dalam UU dan Perppu Covid-19.

"Itu nanti buzzer-buzzer Jokowi akan bilang 'Tapi itu kan bukan urusan Jokowi, itu kan urusan DPR dan bahkan udah diputuskan di masa lalu', biasanya begitu karena udah kehilangan kambing hitam, maka sekarang dicari kambing hitam yang baru tuh," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler