KABAR BESUKI – Akademisi Rocky Gerung sebut isu teroris merupakan konspirasi intelijen demi menutupi kasus korupsi yang marak di Tanah Air.
Sosok yang juga seorang pengamat politik itu melakukan analisis soal penangkapan tiga ulama baru-baru ini oleh Densus 88.
Ketiga ulama itu ditangkap karena diduga terlibat kasus terorisme, dalam hal ini terkait dengan Jamaah Islamiyah.
Menurut Rocky Gerung, kasus penangkapan ulama itu sebenarnya dilakukan untuk mengingatkan masyarakat akan isu radikalisme.
Namun, menurut dia, masalah itu sudah lama berlalu. menurutnya, sebenarnya ada orang-orang di Istana yang tidak ingin kehidupan warga negara dikaitkan dengan basis budaya.
Dilansir Kabar Besuki dari YouTube Rocky Gerung Official, karena itulah, menurutnya pertanyaan tentang radikalisme kembali dimunculkan.
Sedangkan yang lebih berbahaya bagi negara bagi Rocky Gerung sebenarnya bukanlah isu radikalisme.
Tetapi kasus hutang publik yang signifikan, penggundulan hutan, pelanggaran moral di dalam kabinet, dan lain sebagainya.
“Islam akan disodorkan ketika tak ada isu untuk menutupi korupsi. Untuk kelabui opini publik, ini konspirasi intelijen untuk tutupi korupsi dan ketidakmampuan Istana mengontrol opini. Pemerintah gagal dengan konsep kemakmuran dan keadilan, akhirnya mereka coba ceramahi kita soal fundamentalisme dan stabilitas politik,” tutur Rocky Gerung.
Baca Juga: 3 Ustadz Terduga Terorisme Langsung Lenyap Usai Ditangkap, Mantan Teroris Singgung ‘Golden Time’
Bahkan, pemerintah mulai mencoba menyuap umat Islam dengan menurunkan hukuman Habib Rizieq Shihab.
Namun, penangkapan tiga ulama itu menunjukkan bahwa pemerintah tidak berniat untuk mensosialisasikan warga negaranya.
Menurutnya, pemerintah tidak mampu mengatasinya, Islam kemudian diusulkan untuk menutupi kelemahan tersebut.***