Moeldoko Ditolak dan Diusir Aktivis HAM Saat Demo, Rocky Gerung Sebut Pemerintah Tak Mampu Hasilkan Keadilan

19 November 2021, 08:13 WIB
Moeldoko Ditolak dan Diusir Aktivis HAM Saat Demo, Rocky Gerung Sebut Pemerintah Tak Mampu Hasilkan Keadilan /Tangkap Layar YouTube.com/Rocky Gerung Official

KABAR BESUKI - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ditolak dan diusir aktivis HAM saat demo Kamisan pada Kamis, 18 November 2021 kemarin.

Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung turut menanggapi ditolak dan diusirnya Moeldoko oleh aktivis HAM saat demo kemarin.

Rocky Gerung kemudian menceritakan pengalamannya saat berkali-kali berpidato dalam aksi demo Kamisan yang digelar secara berkala di sekitar Istana.

"Saya beberapa kali pidato di situ, acara Kamisan dibikin di Istana, payung hitam untuk meminta penyelesaian soal-soal pelanggaran HAM, terutama emak-emak yang kehilangan putra-putri sejak reformasi 1998, juga para penyintas peristiwa G30S yang merasa nggak terima," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat, 19 November 2021.

Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap Alasan Mundur Dukung Jokowi: Dari Awal Nggak Mampu untuk Membuat Kejutan dalam Bidang HAM

Rocky Gerung yang merupakan alumni sekaligus mantan dosen di Universitas Indonesia (UI) itu mengungkapkan, aksi Kamisan digelar karena banyaknya tumpukan problem HAM yang belum tuntas di tanah air.

Dia juga menyebut, aksi Kamisan tersebut didukung penuh oleh sejumlah organisasi HAM dunia.

"Jadi seluruh tumpukan problem HAM akhirnya kita putuskan untuk kita demokan di depan Istana, itu organisasi hak asasi manusia dunia juga mendukung. Lalu jadi acara itu ke seluruh provinsi, jadi berkembang tuh dan tidak sekalipun Istana datang menjenguk tuh," ujarnya.

Baca Juga: Rocky Gerung Ngaku Pernah Dukung Jokowi, Namun Akhirnya Menyesal Karena Hal Ini

Rocky Gerung menilai, aksi Kamisan merupakan representasi kemarahan publik karena pemerintah dianggap cenderung hanya melayani konglomerat 'hitam' namun tak pernah mendengarkan aspirasi aktivis HAM.

"Jadi sebetulnya, memang publik udah marah nih kenapa Istana mondar mandir menemui konglomerat, bertemu dengan pengusaha hitam, kenapa menemui payung hitam itu nggak mau kan?," katanya.

Dia menilai, tindakan pengunjuk rasa yang mengusir Moeldoko di tengah aksi Kamisan merupakan hal yang wajar.

Akan tetapi di sisi lain, dia juga mempertanyakan alasan Moeldoko mendadak hadir di hadapan aktivis HAM bersamaan dengan citra pemerintah yang cenderung melemah karena isu HAM.

"Jadi betul bahwa (Moeldoko) diusir oleh mahasiswa atau oleh pengunjuk rasa aksi Kamisan ini. Ya udah, itu nasibnya Pak Moeldoko itu. Tapi di balik itu ngapain juga Pak Moeldoko berupaya untuk ke situ yang sebetulnya itu cari muka atau memberi kesan bahwa peduli?," ujar dia.

Baca Juga: Densus 88 Gencar Ringkus Para Ulama Terkait Kasus Terorisme, Rocky Gerung: Indonesia Menuju Arah Otoritarianis

Rocky Gerung juga melihat tidak adanya sikap kepedulian dari pemerintah terhadap penegakan HAM, yang ditandai dengan dibiarkannya isu tragedi KM50 berjalan liar dan terkesan tak ada upaya serius untuk menginvestigasinya dengan tuntas.

"Buktinya nggak ada kepedulian, sampai sekarang KM50 itu didiamin, nggak ada sedikitpun sinyal bahwa Istana peduli terhadap pelanggaran HAM dengan menemui pengawal Habib Rizieq kan?," ucapnya.

Rocky Gerung menyebut pemerintah tak mampu hasilkan keadilan yang menyebabkan Moeldoko ditolak dan diusir aktivis HAM saat demo berlangsung.

Dia juga menilai, publik sudah tak lagi peduli dan percaya dengan apa yang disampaikan oleh pemerintah khususnya terkait isu HAM.

"Tapi kita mau lihat ini sebagai satu civilians opinion yang menganggap bahwa 'Udahlah, pemerintah mau ngomong suka-suka aja tuh, kita nggak peduli lagi' karena mereka (pemerintah) tidak mampu untuk menghasilkan keadilan," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler