KH. Faidzin sangat mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya smart santri merupakan bentuk tanggung jawab seorang pemimpin memperkuat keruhanian warganya.
Apalagi menurut KH. Faizin kitab kuning merupakan tradisi masyarakat Indonesia. Kitab Kuning identik dengan pola pendidikan agama Islam di pondok pesantren yang merupakan kitab klasik yang ditulis beberapa abad yang lalu.
"Kitab kuning itu merupakan tradisi pondok pesantren. Banyak ilmu, sejarah, dan hal positif lainnya yang kita dapat dari membaca kitab kuning," kata KH. Faizin.
Gelaran Smart Santri kali ini juga diisi dengan tausyiah dari Kyai Iskandar Zulkarnain yang mengangkat tema Instrospeksi Diri dan Hikmah Ramadhan merujuk pada kitab hikmatu tasyri' wa falsafatuhu karya Syekh Ali Ahmad Al-Jurjawi.
Terkait pentingnya instrospeksi, Iskandar berpedoman pada Abu Bakar Al Baqillani. Seorang imam yang mempunyai andil besar dalam menyebarluaskan paham Asy’ariyyah atau Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Beliau juga seorang ulama yang sangat religius dan selalu menjaga dirinya dari perbuatan yang tercela.
“Beliau ini mengajarkan kita untuk selalu sibuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga tidak punya waktu untuk mengoreksi kekurangan orang lain. Semoga kita semua yang mengikuti pengajian ini bisa menjadi pribadi yang senantiasa berinstropeksi dan menjauhi perbuatan tercela,” kata Iskandar.
Baca Juga: Menurut Studi, Orang yang Tampak Lebih Muda dari Usia Sebenarnya Dipercaya Miliki Kecerdasan Tinggi
Baca Juga: Tak Hanya Cantik, 5 Hal Pada Wanita Ini Ternyata Lebih Disukai Pria, Salah Satunya Tampil Natural