"Jadi, 10 orang itu sebagai kelompok Ansharut Daulah yang ada kaitannya dengan ISIS. Mereka juga mengikuti latihan fisik (i'dad) di sana menggunakan senjata," kata Argo di Mabes Polri, Jakarta, Senin, sebagaimana dikutip dari laman Antara.
 
Pada Minggu, 30 Mei Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri kembali menangkap satu orang anggota jaringan teroris Ansharut Daulah di Merauke.
Baca Juga: Polri Izinkan Liga 1 dan Liga 2 Digelar Juli Mendatang, PT LIB Pastikan Tanpa Penonton di Stadion

Petugas juga menemukan beberapa barang bukti saat dilakukan penangkapan. 
 
"Ada beberapa barang bukti yang ditemukan di sana seperti senapan angin, senjata tajam, dan juga ada peralatan panah," kata Argo.
 
Selain itu, petugas juga menemukan beberapa cairan dan peralatan serta bahan kimia lainnya. Semua barang bukti tersebut masih dalam pendalaman mencari tahu isi kandungannya.
 
Lanjut Argo mengatakan bahwa, 10 nama-nama terduga teroris tersebut merupakan orang dari Jawa dan Sulawesi yang sudah lama tinggal di Merauke.
 
Kesepuluh orang yang diamankan masuk dalam jaringan Anshor Daulah dan tersangkut dalam kasus bom bunuh diri awal Januari lalu di Makassar.

Para terduga teroris itu memang sering ke Makassar dan ada yang terkait kasus bom bunuh diri.
 
Sementara lain, 10 orang itu juga tergabung dalam sebuah kelompok dan menggunakan grup WhatsAap atau Telegram untuk berkomunikasi.

"Kemudian juga ada dari 10 orang ini tergabung dalam kelompok menggunakan grup WhatsApp atau Telegram yang isinya mengandung unsur radikal," kata Argo.
Baca Juga: Makanan Manis Juga Punya Manfaat untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengunyah Permen Karet Meredakan Stres

Adapun sasarannya yakni melakukan aksi teror di Polres, Gereja, dan Satlantas Polres Mearauke.
 
"Sasarannya itu melakukan aksi teror ada di Polres, ada di gereja dan ada di Satlantas Polres," kata Argo.
 
Imbuh Argo, penyidik Densus 88 Anti Teror Polri saat ini sedang intensif memeriksa pada terduga.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Ketika Anda Merasa Terbebani Oleh Beban Kerja, Simak Penjelasannya

"Tentunya memeriksa itu tidak sekaligus selesai, tentunya masih ada teknis dan taktik dari Densus biar mereka memberikan keterangan yang terus terang, keterangan apa yang mereka alami," kata Argo.***