PPDB Dimulai Pemkab Banyuwangi Jemput Bola Pelajar Kurang Mampu untuk Pastikan Bisa Bersekolah

- 8 Juni 2021, 18:04 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. //@ipukfdani//Instagram

KABAR BESUKI - Masa penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk tingkat SD dan SMP di Banyuwangi telah dimulai. 

Pemkab Banyuwangi terus melakukan upaya jemput bola bagi pelajar kurang mampu untuk memastikan mereka meneruskan ke jenjang sekolah berikutnya. 

Bahkan, mulai hari ini SMP negeri semakin masif jemput bola ke pelajar yang berpotensi putus sekolah.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali memimpin gerakan ini. 

Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Tandatangani MoU dengan Pemkab Bangli, Kerja Sama Pendistribusian dan Pemasaran Pangan

Setelah sebelumnya di Kecamatan Muncar, Bupati Ipuk memimpin gerakan jemput bola, dengan bertempat di  SDN 4 Parijatahwetan, Kecamatan Srono, Kamis, 8 Juni 2021 dalam rangkaian program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa).

Di sana, dia melihat bagaimana guru memfasilitasi para pelajar kurang mampu yang akan mendaftar ke SMPN 2 Srono. 

"Saya ingin memastikan jalur afirmasi (untuk pelajar kurang mampu) dimaksimalkan di sekolah-sekolah. PPDB adalah fase krusial. Kita harus bantu pelajar dari keluarga tidak mampu agar tidak putus sekolah," kata bupati yang baru dilantik pada 26 Februari 2021 tersebut, seperti dilansir Kabar Besuki dari laman resmi Kabupaten Banyuwangi.

Baca Juga: Seorang Ustadz Sebut Ayahnya Megawati Cinta Komunis: Soekarno Sesungguhnya Sangat I Love You dengan Komunis

Bupati perempuan itu mengatakan, pandemi Covid-19 berpotensi meningkatkan angka anak putus sekolah.

Karena kondisi ekonomi keluarga berubah saat pandemi. Banyak faktor yang bisa menjadi pemicunya.

“Ada anak yang diminta bantu orang tua bekerja. Belum lagi kalau kita bicara akses internet untuk mendaftar PPDB, maka kita jemput bola mereka,” ujar Ipuk.

Baca Juga: Jokowi Instruksikan Pembelajaran Tatap Muka Hanya 2 Kali dalam Sepekan, Maksimal Siswa 25 Persen

Dalam kesempatan itu, Ipuk juga berdialog dengan tiga pelajar kurang mampu.

Mereka adalah Mohammad Rizky Setiawan, Alvina Agustin, dan Ajeng Oktaviani.

“Saya senang bisa mendaftar di SMP yang dekat rumah. Saya dan orang tua berharap bisa diterima di sekolah ini,” kata Rizky Setiawan yang ayahnya adalah pekerja bangunan.

“Alhamdulillah. Terima kasih Bu,” kata Alvina saat disapa Bupati Ipuk.

Ipuk menjelaskan, untuk mengoptimalkan jalur afirmasi ini, sebanyak 74 sekolah SMP di Banyuwangi mulai hari ini serentak melakukan pelayanan jemput bola ke rumah siswa. 

Guru-guru diminta mendatangi siswa yang tidak mampu untuk diajak mendaftar ke SMP terdekat.

Baca Juga: Diduga Karena Membenci Islam, Seorang Pria Tega Membunuh Keluarga Muslim di Kanada

“Ini harus menjadi perhatian kita semua. Saya ingatkan betul. Capek? Iya, tapi Insya Allah ini adalah wujud pengabdian kita," kata Ipuk.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan, Suratno, menambahkan, sekolah tidak boleh melakukan diskriminasi. 

“Kita harus maksimal laksanakan proses afirmasi dalam PPDB, yaitu untuk keluarga kurang mampu dan adik-adik penyandang disabilitas. Minimal 15 persen," kata Suratno. 

Baca Juga: Kesalahan Sistem yang Menyebabkan Kecelakaan Kereta Api Menewaskan 56 Orang Terjadi di Pakistan

Pihaknya juga telah menginstruksikan kepada seluruh SMP Negeri untuk memonitor lalu melakukan jempot bola pendaftaran SMP bagi siswa lulusan SD tidak mampu.

“Siswa yang memegang Kartu Indonesia Pintar kita cek datanya, lalu kita daftarkan lewat jalur afirmasi agar mereka bisa meneruskan sekolahnya,” kata Suratno.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Banyuwangikab.go.id


Tags

Terkini