Alasan Mengapa Ganja Dilarang di Indonesia, Ternyata Dapat Merusak Otak Penggunanya

- 21 Juni 2021, 13:17 WIB
Inilah Alasan Mengapa Ganja Dilarang di Indonesia, Ternyata Dapat Merusak Otak Penggunanya
Inilah Alasan Mengapa Ganja Dilarang di Indonesia, Ternyata Dapat Merusak Otak Penggunanya /Tanaman ganja./Pexels/Harrison Haines/free-photos/

Pemakaian ganja dalam jangka panjang bisa menyebabkan seseorang kehilangan memori serta menghambat fungsi otak secara keseluruhan atau sebagian.

  1. Menyerang Paru-Paru

Efek samping dari penggunaan ganja juga bisa menyerang paru-paru. Kandungan tar yang ada pada ganja disebut bisa 3 kali lebih tinggi dibandingkan tar pada tembakau, dan hal itu sama sekali tidak baik untuk kesehatan paru-paru.

Tak hanya itu, asap dari ganja juga disebut memiliki kandungan yang lebih berisiko menyebabkan kanker dibandingkan asap rokok tembakau.

Baca Juga: 3 Peluang Usaha yang Dapat Anda Coba Selama Perhelatan Euro 2020, Terutama Nomor 2

  1. Sistem Peredaran Darah

Penggunaan ganja juga bisa menyebabkan gangguan pada sistem peredaran darah. Hal ini bisa menyebabkan jantung berdetak tidak normal.

Konsumsi ganja bisa membuat detak jantung lebih cepat dari biasanya dan menjadi tidak teratur. Kondisi ini bisa berbahaya pada orang yang memiliki riwayat penyakit jantung karena peningkatan detak jantung bisa meningkatkan risiko serangan jantung.

  1. Gangguan Mental

Penggunaan ganja dalam jangka waktu panjang bisa memengaruhi kesehatan mental. Ada banyak kondisi yang berkaitan dengan gangguan mental bisa terjadi karena konsumsi ganja.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Setiap Hari yang Bisa Merusak Fungsi Otak, Termasuk Merasa Kesepian

Penggunaan ganja juga bisa memperburuk atau meningkatkan risiko gejala psikotik pada pengidap skizofrenia. Penggunaan ganja juga bisa menyebabkan seseorang mengalami halusinasi, delusi, rasa cemas, dan serangan panik.

  1. Mudah Sakit

Kebiasaan mengonsumsi ganja juga bisa membuat seseorang mudah sakit. Hal itu berkaitan dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh.

Halaman:

Editor: Prasetyo Bagus Pramono

Sumber: Instagram @sainsmedia


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah