Network
Rocky Gerung menilai, raut wajah Presiden Jokowi yang terlihat lelah menunjukkan tidak adanya konsep yang matang dalam memimpin jalannya pemerintahan, sedangkan tanggung jawab yang dipikul semakin berat.
"Kita bayangkan misalnya, kalau presiden mimpin rapat itu kan online semua tuh. Apa benar sementara presiden mimpin rapat itu menteri-menterinya fokus pada wajah presiden, kan terlihat wajah presiden tuh lelah, capek bukan karena kerja tapi karena nggak punya konsep atau mengalami kelelahan intelektual, kelelahan mental," kata dia.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Penanganan Pandemi Covid-19 Membutuhkan Pemimpin yang Mampu Mengambil Keputusan
Dalam kondisi pandemi di Indonesia yang semakin memburuk, Rocky Gerung mengatakan bahwa setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengungkapkan kritik terhadap pemerintah.
Rocky Gerung mencontohkan, BEM di beberapa perguruan tinggi menerbitkan meme untuk melakukan sindiran terhadap kinerja pemerintahan dengan kemampuan intelektualnya, begitupun dari kalangan 'emak-emak' yang menyebarkan informasi dalam grup WhatsApp tentang buruknya kinerja Presiden Jokowi dan jajarannya.
"Jadi janganlah pemerintah ngomel-ngomel, itu cuma outlet orang, sama-sama kita sudah mau terganggu secara psikologis. Tapi BEM punya cara untuk mencarikan jalan keluar dari gangguan itu yaitu bikin olok-olok intelektual nggak usah pada baper, emak-emak punya cara yaitu WA Group tuh saling share informasi tentang ketidakmampuan presiden. Itu hal yang biasa terjadi dalam keadaan darurat semacam ini," ujar pria yang juga merupakan seorang akademisi itu.
Rocky kemudian menyoroti Puan Maharani yang juga turut memberikan teguran terhadap Presiden Jokowi terkait kinerjanya yang semakin disoroti publik.
"Puan menegur presiden itu sama seperti jeruk menegur jeruk. Presiden bisa kritik balik tuh, kan Mbak Puan adalah pemimpin rakyat, ya Mbak Puan dong yang temenin saya turun ke Sunter, kan bisa begitu lah di benak Presiden," ucapnya.
Rocky Gerung kemudian mengungkapkan bagaimana cara Presiden Jokowi memperoleh informasi terhadap kinerja menteri-menterinya, hingga akhirnya dia tak lagi percaya terhadap jajarannya.
