Said Didu Sebut Pembangunan Ibu Kota Baru Sebagai Keinginan Pribadi Jokowi, Meski Harus Jual Aset Negara

- 8 September 2021, 14:19 WIB
Said Didu Sebut Pembangunan Ibu Kota Baru Sebagai Keinginan Pribadi Jokowi, Meski Harus Jual Aset Negara
Said Didu Sebut Pembangunan Ibu Kota Baru Sebagai Keinginan Pribadi Jokowi, Meski Harus Jual Aset Negara /Said Didu/Twitter.com/@msaid_didu

Baca Juga: Sekelompok Ilmuwan Arkenas Temukan Bukti Peradaban Zaman Batu di Ibu Kota Baru Indonesia

Said Didu juga menyoroti beberapa proyek besar di Jakarta seperti kereta api cepat Jakarta-Bandung hingga MRT yang tetap dipacu oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan terkesan hanya menghambur-hamburkan uang negara.

"Yang ketiga kita lihat, bahwa pembangunan Jakarta semakin tetap dipacu termasuk proyek-proyek nasional. Kereta api cepat Jakarta-Bandung, LRT, MRT, semua tetap dipacu. Sebenarnya kalau ada rencana pemindahan, tentunya agak direm pembangunan di ibu kota lama karena itu akan menjadi mubazir," ujar dia.

Tak hanya itu, Said Didu juga menyoroti kunjungan Jokowi ke luar negeri demi mencari investor dalam rangka percepatan pembangunan ibu kota baru.

"Yang keempat, beliau menyatakan berkali-kali berkunjung ke luar negeri untuk mencari investor untuk membangun ibu kota baru," ucapnya.

Baca Juga: Tagih Janji Jokowi Usut Tuntas Kasus Munir, Rocky Gerung: Presiden Sudah Gagal

Said Didu menegaskan bahwa keinginan pribadi Jokowi di balik proyek pembangunan ibu kota baru sangat menonjol apabila mengacu pada pernyataan Dirjen Kekayaan Negara Rionald Silaban yang mengatakan bahwa pembiayaan pembangunan ibu kota baru diperoleh dengan cara menjual atau menyewakan aset negara di Jakarta.

"Yang kelima, keinginan pribadi itu sangat menonjol. Pernyataan Dirjen Kekayaan Negara kemarin, Pak Silaban tetap konsisten menyatakan bahwa pembiayaannya dari penjualan atau penyewaan aset-aset di ibu kota lama," kata dia.

Said Didu menyayangkan sikap Jokowi yang tetap berambisi memenuhi keinginan pribadi untuk tetap melanjutkan proyek pembangunan ibu kota baru di saat hutang negara semakin meninggi dan penerimaan pajak tak mencukupi.

"Jadi saya melihat ini banyak sekali kritikan dan kita lihat bahwa sekarang hutang semakin besar, fiskal tidak mencukupi, ekonomi tidak ada perbaikan, tapi masih tetap ingin membangun ibu kota baru. Saya menyatakan ini adalah lebih banyak karena keinginan pribadi, bukan kebutuhan negara," tuturnya.***

Halaman:

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube MSD


Tags

Terkait

Terkini

x