Seharusnya menurut dia, Puan Maharani menyampaikan posisinya sebagai Ketua DPR RI dalam pidato yang dia sampaikan di forum DPR.
"Yang jadi konyol itu kenapa harus mengatasnamakan bangsa Indonesia? Harusnya 'Saya Puan Maharani Ketua DPR'," katanya.
Rocky Gerung kemudian mempertanyakan kemampuan pejabat publik khususnya Puan Maharani selaku Ketua DPR RI dalam memahami posisinya.
Dia menilai, Puan Maharani tak mampu menunjukkan jati dirinya sehingga seolah-olah harus di-backup dengan berbagai atribut akademis yang tak seharusnya perlu disebutkan dalam forum DPR.
"Jadi pemahaman kita tentang kemampuan seseorang tampil di publik, kita meragukan apakah orang-orang yang tampil di publik ini paham tentang kedudukan dia? Atau memang dia kurang mampu untuk menampilkan kedirian dia sehingga mesti di-backup dengan sinyal-sinyal tambahan-tambahan atribut, hal yang sebetulnya tidak diperlukan karena ini forum DPR," ujar dia.
Rocky Gerung menilai tindakan puan yang mengatasnamakan bangsa Indonesia dalam sebuah pidato yang disampaikannya menunjukkan feodalisme dari PDIP yang dapat membahayakan kesehatan demokrasi di tanah air.
Rocky Gerung juga berpendapat, Puan Maharani tak jauh berbeda dengan Tri Rismaharini yang sama-sama memamerkan arogansi.
"Jadi kelihatan bahwa feodalisme memang tumbuh di dalam PDIP, dan itu yang justru membahayakan kesehatan demokrasi kita. Atas nama bangsa, iya mungkin Bu Puan teringat pada Bung Karno, tetapi itu bawah sadar yang kemudian bisa kita analisis, ada apa sebetulnya? Nah itu sebetulnya, satu paket dengan Ibu Risma yang memamerkan arogansi," tuturnya.***