Menurutnya, suasana ketidakstabilan tersebut justru diinginkan oleh orang-orang yang berakal sehat, yakni orang yang menginginkan adanya perubahan formasi dalam kekuasaan secara menyeluruh dengan orang-orang yang lebih layak untuk memimpin.
"Itu juga faktor yang memperlihatkan bahwa dinamika politik memang betul-betul ada di dalam suasana yang tidak stabil. Ketidakstabilan itu yang justru diinginkan oleh mereka yang berakal sehat," katanya.
Baca Juga: Demokrasi Indonesia Disebut Alami Kemunduran, Rocky Gerung: Kekuasaan Ini Sebetulnya Maunya Apa?
Rocky Gerung menilai, kestabilan yang dirancang oleh kekuasaan saat ini merupakan kekuasaan palsu semata.
Dia mencontohkan adanya upaya pelemahan KPK dengan pendekatan intelijen sehingga menimbulkan ketidakpuasan dari sejumlah mantan pegawai KPK yang dipecat karena merasa terikat energi moral.
"Kestabilan itu yang menunjukkan faktanya hari-hari ini bahwa kestabilan palsu. KPK dirancang dengan pendekatan intelijen supaya jadi perpecahan di kalangan karyawan ternyata nggak, menggumpal juga energi karyawan ini karena diikat juga oleh energi moral," ujar dia.
Selain KPK, Rocky Gerung juga menyoroti kasus Habib Rizieq yang dinilai bernuansa kontroversi.
Dia menyimpulkan, berbagai kejanggalan yang terjadi di negeri ini dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa hukum pada akhirnya akan menyaksikan energi moral yang terus bergulir.
"Demikian juga dengan kasus Habib Rizieq, dia diikat juga dengan energi moral. Jadi hukum akhirnya akan nonton energi moral, bergulir sebagai rolling stone,"