Syahganda Nainggolan Ajak Masyarakat Indonesia 'Cut Loss' Oligarki: Betapa Kejamnya Kapitalisme Ini

- 1 November 2021, 07:45 WIB
Syahganda Nainggolan Ajak Masyarakat Indonesia 'Cut Loss' Oligarki: Betapa Kejamnya Kapitalisme Ini
Syahganda Nainggolan Ajak Masyarakat Indonesia 'Cut Loss' Oligarki: Betapa Kejamnya Kapitalisme Ini /Instagram.com/@syahgandanainggolanasli

KABAR BESUKI - Aktivis Syahganda Nainggolan mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk meng-cut loss oligarki.

Syahganda Nainggolan mengajak masyarakat Indonesia untuk meng-cut loss oligarki karena mengetahui kejamnya kapitalisme di dunia.

Syahganda Nainggolan juga menyayangkan tidak adanya pemikir Indonesia yang mempublikasikan karya tulis mengenai post-capitalism yang menjadi sebuah tren baru dunia.

"Waktu saya googling tentang post-capitalism, tidak ada satupun pemikir Indonesia yang menulis artikel tentang post-capitalism. Padahal, Klaus Schwab ini adalah kapitalis Forum Ekonomi Global bicara tentang post-capitalism," kata Syahganda Nainggolan sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Senin, 1 November 2021.

Baca Juga: Fadli Zon Sebut Periode Kedua Pemerintahan Jokowi Penuh dengan Konsolidasi Oligarki, Ini Alasannya

Syahganda Nainggolan mengaku prihatin dengan tidak adanya pemikir di Indonesia yang mengangkat isu post-capitalism di hadapan publik, karena dia merasa Indonesia harus keluar dari jeratan kapitalisme.

"Indonesia tidak pernah berpikir tentang post-capitalism, padahal post-capitalism ini adalah imajinasi. Bisakah kita keluar dari perangkap 250 tahun post-capitalism itu?," ujarnya.

Syahganda Nainggolan menegaskan bahwa kapitalisme merupakan paham yang sangat kejam dan terbukti telah membunuh banyak orang tak berdosa di beberapa belahan dunia.

"Betapa kejamnya kapitalisme ini. Kapitalisme telah membunuh dari 60 juta orang Meksiko. Di Tazmania, tidak ada suku lagi yang asli di sana gara-gara kapitalisme karena orang kulit putih datang," katanya.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Krisis Kepemimpinan di Indonesia Disebabkan Aturan yang Dibuat Oligarki, Ini Penjelasannya

Syahganda Nainggolan juga merenung terhadap bahaya budaya feodalisme yang mengakar di sebagian masyarakat Jawa.

Dia menilai, feodalisme ala Jawa cenderung hanya berpikir bagaimana cara melanggengkan kekuasaan hingga keturunannya.

"Saya merenung ternyata yang bahaya itu adalah feodalisme Jawa, yang di kepalanya itu hanya berpikir bagaimana 'saya presiden, anak saya juga bisa jadi presiden'. Hampir semua partai dikuasai oleh orang-orang Jawa, pasti berpikir bagaimana anaknya jadi ketua partai," ujar dia.

Baca Juga: Refleksi HUT RI ke-76, Rizal Ramli Sebut Oligarki Inginkan Calon Presiden yang 'Mudah Diatur'

Syahganda Nainggolan juga menyinggung oligarki sebagai musuh besar Soekarno semasa hidupnya, meski sang proklamator itu merupakan sosok yang sangat mudah bergaul dengan banyak orang hebat dari berbagai dunia.

Atas dasar tersebut, dia juga meminta agar oligarki di-cut loss dari Indonesia karena terbukti banyak menindas rakyat.

"Oligarki ini adalah musuh besar yang mana Soekarno dulu menggugat, sebenarnya pertarungan Soekarno adalah melawan oligarki. Harapan saya bahwa resolusi yang bisa kita hasilkan nanti adalah bahwa kita mulai hari ini secara resmi meminta oligarki itu di-cut loss," ucapnya.

Syahganda Nainggolan juga mengingatkan kinerja lima tahun pertama Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia yang hanya mampu menurunkan 1,7 persen tingkat kemiskinan, yang disebutnya merupakan rekor terburuk sepanjang sejarah.

"Lima tahun Jokowi RI-1, itu hanya menurunkan 1,7 persen kemiskinan, itu paling buruk dalam sejarah. Kita harus cut loss (oligarki)," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Terkait

Terkini