Fahri Hamzah Kritisi Aturan Presidential Treshold 20 Persen: Rakyat Berantem Beneran, Dia Berantem Pura-puraan

- 21 Desember 2021, 08:30 WIB
Fahri Hamzah Kritisi Aturan Presidential Treshold 20 Persen: Rakyat Berantem Beneran, Dia Berantem Pura-puraan.
Fahri Hamzah Kritisi Aturan Presidential Treshold 20 Persen: Rakyat Berantem Beneran, Dia Berantem Pura-puraan. /Tangkap Layar Twitter.com/@FahriHamzah

KABAR BESUKI - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengkritisi aturan presidential treshold 20 persen yang dinilainya dapat memicu perpecahan.

Fahri Hamzah menduga bahwa aturan presidential treshold 20 persen sengaja dikondisikan agar kaum elite dapat mengatur sandiwara pemilu di setiap edisinya.

Fahri Hamzah menilai bahwa aturan presidential treshold 20 persen membuat pilihan masyarakat saat datang ke TPS pada saat pemilu berlangsung menjadi lebih terbatas bahkan hingga mengerucut pada dua pasangan calon presiden dan wakil presiden saja.

"PT 20% MEMPERMUDAH ELITE MENGATUR SANDIWARA PEMILU. SUPAYA SIAPAPUN YG MENANG YA DIA-DIA JUGA," kicau Fahri Hamzah sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari akun Twitter @Fahrihamzah pada Minggu, 19 Desember 2021.

Baca Juga: Rizal Ramli Sindir PDIP yang Tolak Gagasan Presidential Treshold Nol Persen: Hari Ini Nyatanya Parlementer

Fahri Hamzah mencontohkan, Pilpres 2019 yang digelar serentak (Pileg maupun Pilpres) dengan aturan presidential treshold 20 persen telah menciptakan polarisasi di kalangan masyarakat.

Mantan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, rakyat seolah terbelah menjadi dua kubu saat Pemilu 2019 berlangsung karena hanya diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan wakil presiden saja, seperti yang terjadi pula pada Pilpres 2014.

Bahkan, dia juga mengatakan bahwa polarisasi tersebut masih terus berlangsung hingga saat ini, meski pada akhirnya kedua kubu yang bersaing dalam Pilpres 2019 justru saling berkoalisi dalam kabinet pemerintahan saat ini.

Di sisi lain, dia juga menilai bahwa perseteruan dua kubu politik yang dinilainya menciptakan polarisasi di kalangan masyarakat justru hanya sebatas 'gimmick' di tingkat elite.

Halaman:

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: Twitter @Fahrihamzah


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x