Rocky Gerung Sebut Bangsa Indonesia Saat Ini Jadi Korban 'Proyek' Saling Menjebak, Begini Penjelasannya

- 26 Januari 2022, 10:49 WIB
Rocky Gerung Sebut Bangsa Indonesia Saat Ini Jadi Korban 'Proyek' Saling Menjebak, Begini Penjelasannya.
Rocky Gerung Sebut Bangsa Indonesia Saat Ini Jadi Korban 'Proyek' Saling Menjebak, Begini Penjelasannya. /Tangkap Layar YouTube.com/Refly Harun

KABAR BESUKI - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menyebut bangsa Indonesia saat ini menjadi korban proyek saling menjebak dari para elit.

Rocky Gerung menganalogikan kondisi bangsa Indonesia saat ini layaknya hewan yang merayap di jalan tanpa arah yang jelas.

Rocky Gerung membandingkan hewan yang dianalogikannya dengan burung yang memiliki kecerdasan untuk mengetahui posisi ular dan tikus sebelum menerkamnya.

"Kalau kita lihat secara umum, bangsa ini seperti merayap di dalam jalan yang nggak tahu arahnya. Kita dari atas bisa tahu, burung itu tahu mana arah ular, mana arah tikus, dan dengan mudah dia terkam," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Rabu, 26 Januari 2022.

Baca Juga: Sosok Haikal Hassan Dibongkar Rocky Gerung: Bicaranya Keras Hatinya Lembut, Bicara untuk Masa Depan Bangsa

Rocky Gerung menilai, saat ini bangsa Indonesia terjebak dalam proyek saling menjebak yang dipertontonkan para elit.

Mantan pengajar sekaligus akademisi Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, hal tersebut terjadi karena banyaknya isu yang berseliweran dengan pola yang tidak jelas.

"Tetapi, yang ada di kita sekarang itu segala macam isu berseliweran tanpa tahu polanya apa sebetulnya, selain upaya saling menjebak," ujarnya.

Baca Juga: Rocky Gerung Sindir Jokowi yang Sebut Bangsa Indonesia Minder dengan Orang Asing: Nunggu Pujian Nggak Dapet

Rocky Gerung juga menyebut, proyek saling menjebak terjadi di kalangan elit karena negara sudah tak lagi mempunyai legitimasi di mata rakyatnya.

Dia menyebut, negara (dalam hal ini penguasa) akan berupaya untuk mencaplok hak warga negara agar tidak ada gugatan terhadap legitimasi kekuasaan.

"Kalau negara tidak lagi punya legitimasi, dia akan berupaya untuk mencaplok hak warga negara, supaya warga negara tidak terkonsolidasi untuk menggugat legitimasi kekuasaan. Nah, itu yang sedang terjadi," katanya.

Lebih lanjut, Rocky Gerung juga mempertanyakan keberadaan undang-undang yang disebutnya dirancang untuk mengakomodir kepentingan kekuasaan.

Sehingga kata dia, kekuasaan dapat bertindak sesuka hati ketika ada kasus hukum yang diduga menyeret nama kelompoknya.

"Andalannya tentu adalah undang-undang, padahal setiap kali ada kasus 'Ini kan negara hukum'. Iya, ini negara hukum yang hukumnya dibuat oleh kekuasaan, kan itu intinya kan? Di situ dungunya cara memahami negara hukum," ujar dia.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Presidential Treshold Nol Persen Sebagai Ujian Akal Sehat Bangsa dan Kestabilan Pemerintah

Rocky Gerung juga turut mengingatkan kembali pentingnya pikiran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dapat diperdebatkan dalam iklim demokrasi yang sehat.

Pria kelahiran Manado, 20 Januari 1959 itu mempertanyakan sikap pihak-pihak yang melaporkan orang-orang berpikir kritis kepada pihak kepolisian.

Dia menegaskan bahwa orang-orang tersebut tak menghargai pikiran, sekaligus menegaskan bahwa orang yang berpikir merupakan orang yang benar-benar menghargai kodratnya.

"Jadi, kita tahu bahwa pikiran itu hanya disebut pikiran kalau dipertengkarkan. Kalau pikiran itu dilaporkan ke polisi, itu artinya orang yang punya pikiran itu nggak menghargai pikiran. Dan orang hanya disebut orang kalau dia berpikir," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah