Menurut Rocky Gerung, menyodorkan nama Ahok untuk menjadi kepala otorita IKN baru hanya bentuk balas dendam PDIP kepada Anies Baswedan.
Ia lantas menyarankan nama Anies Baswedan sebagai calon kepala otorita IKN baru. Karena menurutnya, Anies lebih paham dan mengerti mengenai IKN baru.
“Kalau mau masuk akal, Anies aja pindahin kesitu, kan lebih masuk akal, Anies lebih ngerti dan Anies ada dalam proses pembicaraan awal ini,” ujar Rocky Gerung.
“Tapi begitu nama Ahok muncul, lalu antropologi yang lama itu keluar lagi ‘oh ini sebetulnya dendam lama, karena itu mau dipulihkan’, ya semacam ada keangkuhan sebetulnya,” imbuhnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Tanggapi Kasus Edy Mulyadi Soal 'Jin Buang Anak': Mungkin Emosinya Udah Sampai di Leher
Lebih lanjut, mantan dosen filsafat Universitas Indonesia itu menilai bahwa diusungnya Ahok sebagai calon kepala otorita IKN baru justru memunculkan soal-soal sentiment di masa lalu.
Ia bahkan menyebut bahwa Presiden Jokowi tidak paham mengenai soal-soal sentiment di masa lalu sehingga membuatnya ‘berani’ menyodorkan nama Ahok sebagai kepala otorita IKN baru.
“Soal semacam ini memmbangkitkan orang lagi pada soal-soal sentimen politik di masa lalu. Ya Pak Jokowi gak paham sih, dia gak ngerti bahwa nanti ini dimajukan dendam lama akan muncul, jadi jangan, kan begitu banyak orang yang bisa atasi tata kelola kota,” pungkasnya.***