Khusus di masa pandemi ini, lanjut Anas, bantuan tetap diberikan kepada siswa yang membutuhkan. Karena, meski tidak sekolah, siswa tetap melaksanakan pembelajaran walaupun secara daring.
Baca Juga: Lirik Lagu'Better', Rilisan Terbaru dari Zayn Malik Lengkap Dengan Video
"Seperti saat ini, ada siswa yang kesulitan membeli kuota internet, atau tidak memiliki handphone untuk pembelajaran online, dibelikan dari dana ini agar kegiatan belajar mereka berjalan lancar,” kata Anas.
Sepuluh tahun pelaksanaan, program ini diikuti oleh seluruh sekolah di Banyuwangi mulai tingkat SD, SMP sampai SMA dengan jumlah 911 sekolah. Sasaran penerimanya juga melebar. Bukan hanya teman satu sekolah, namun sekarang menyasar siswa sekolah lain yang membutuhkan.
Baca Juga: Masuk Musim Kampanye Pilkada 2020, Gubernur Khofifah Ingatkan Patuhi Protokol Kesehatan
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno menambahkan, Gerakan SAS menjadi pelengkap program intervensi kebijakan pendidikan pemkab lainnya.
”Jadi semua saling menopang. Pemkab Banyuwangi memiliki program bantuan uang saku dan transportasi untuk pelajar, tabungan pelajar kurang mampu, beasiswa kuliah Banyuwangi Cerdas, hingga pengangkatan anak putus sekolah,” ujar Suratno.
“Berkat program-program yang kita geber, angka putus sekolah di Banyuwangi dari tahun ke tahun terus menurun,” pungkasnya. ***