Diet Rendah Karbohidrat dapat Membantu Orang dengan Diabetes Tipe 2 Menjadi Remisi, Berikut Caranya!

- 1 April 2022, 12:56 WIB
Sebuah studi baru melihat bagaimana diet rendah karbohidrat dapat membantu penderita diabetes tipe 2 dalam jangka pendek
Sebuah studi baru melihat bagaimana diet rendah karbohidrat dapat membantu penderita diabetes tipe 2 dalam jangka pendek /Foto/Ilustrasi/Pexel/Photomix Company

KABAR BESUKI - Penelitian baru telah menemukan bahwa diet rendah karbohidrat dapat membantu beberapa orang dengan diabetes tipe 2 mencapai remisi.

Studi yang diterbitkan di The BMJ (British Medical Journal), menemukan bahwa mengikuti diet rendah karbohidrat secara ketat selama enam bulat dikaitkan dengan tingkat remisi yang lebih tinggi diantara orang-orang dengan diabetes tipe 2.

Dilansir Kabar Besuki dari Healthline.com, situs penelitian lebih lanjut terhadap diet rendah karbohidrat diperlukan untuk lebih memahami efek jangka panjang pada penurunan berat badan, kadar gula darah, dan kualitas hidup.

Baca Juga: Puasa Ramadhan 2022 Sebentar Lagi, Stop Minum Ini Saat Sahur Jika Tidak Ingin Beser

1. Diet rendah karbohidrat terkait dengan tingkat remisi yang lebih tinggi

Orang dengan diabetes tipe 2 tidak toleran terhadap karbohidrat.

Memakan makanan yang mengandung karbohidrat secara berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah dan mengharuskan untuk mengambil dosis insulin atau obat diabetes yang lebih tinggi.

Untuk lebih memahami dampak dari diet rendah karbohidrat.

Para peneliti menganalisis data dari 23 uji klinis yang melacak 1.357 pasien dengan diabetes tipe 2. Para peserta mengikuti diet rendah karbohidrat setidaknya selama 12 minggu.

Dengan diet rendah karbohidrat, 26 persen kalori harian berasal dari karbohidrat. Dengan diet sangat rendah karbohidrat, 10 persen kalori harian berasal dari karbohidrat.

Baca Juga: 7 Manfaat Kurma Bagi Tubuh, Cocok Dikonsumsi Saat Buka Puasa dan Sahur

Kesehatan dan kesejahteraan pasien, kadar gula darah, penurunan berat badan, kualitas hidup, dan kejadian kesehatan yang merugikan akan dievaluasi pada enam bulan dan 12 bulan.

Para peneliti menemukan bahwa pasien yang menjalani diet rendah karbohidrat mengalami tingkat remisi yang lebih besar dalam enam bulan.

Dibandingkan dengan mereka yang tidak mengikuti diet rendah karbohidrat secara ketat.

Dibandingkan dengan diet lain, diet rendah karbohidrat dikaitkan dengan peningkatan 32 persen dalam remisi diabetes.

Mereka yang mengikuti diet rendah karbohidrat juga mengalami penurunan berat badan, konsentrasi lemak tubuh yang lebih sehat, dan pengurangan penggunaan obat.

Baca Juga: 4 Ciri-ciri Tubuh Mengalami Gangguan Mental, Waspada dan Kenali dari Awal Sedini Mungkin

2. Menguraikan manfaat dari diet rendah karbohidrat

Dr. Minisha Sood, ahli endokrinologi di Lenox Hill Hospital, New York City, mengatakan bahwa dia secara rutin merekomendasikan diet rendah karbohidrat kepada pasiennya dengan diabetes tipe 2.

“Saya menemukan bahwa seiring waktu, mereka yang tidak patuh, manfaatnya juga akan berkurang. Namun, pada pasien yang dapat bertahan dan melanjutkan pendekatan nutrisi ini, mereka biasanya terus mendapatkan manfaatnya,” Ujar Sood.

Orang dengan diabetes tipe 2 tidak toleran terhadap karbohidrat.

Ketika “asupan karbohidrat diturunkan, beban tubuh mereka untuk memproduksi insulin secara berlebihan juga menurun,” tutur Sood.

Baca Juga: Untuk Pertama Kali, Ilmuwan Berhasil Menemukan Partikel Plastik di dalam Darah Manusia dari 80 Persen Orang

Menurunkan asupan karbohidrat dapat membantu meningkatkan kadar glukosa darah bersama dengan penanda lain dari intoleransi karbohidrat atau resistensi insulin.

Menurut Audrey Koltun, diet rendah karbohidrat dapat mengurangi kenaikan gula darah setelah makan, ahli gizi terdaftar dari spesialis perawatan dan pendidikan diabetes bersertifikat di Cohen Children’s Medical Center of New York.

3. Apa yang perlu diketahui tentang beralih ke diet rendah karbohidrat?

Tidak ada satu diet yang akan bekerja untuk semua orang, dan pembatasan ketat sering menyebabkan orang menyerah pada diet.

Sood menyarankan pasiennya untuk memulai dengan satu kali makan.

Baca Juga: Alasan Makanan Junk Food Lebih Enak Dikonsumsi dan Bikin Nagih, Membuat Anda Terus-Menerus Ingin Mengkonsumsi

Misalnya, dia menyarankan agar mereka menangani makan malam terlebih dahulu dan bertujuan untuk menurunkan asupan karbohidrat sekitar 50 persen.

Dengan menukar karbohidrat yang tidak sehat dan mengandung pati untuk sumber yang lebih sehat seperti biji-bijian.

Dari itu, Sood menyarankan pasiennya untuk secara bertahap mengurangi asupan karbohidrat dengan sarapan, makan siang, makanan ringan.

Dia merekomendasikan sayuran non-tepung dan buah-buahan indeks glikemik rendah seperti buah beri.

Biji-bijian sehat seperti, quinoa, ubi jalar, dan beras merah. Lentil juga merupakan sumber karbohidrat yang bermanfaat.

Baca Juga: 8 Ciri-ciri Anda Terjangkit Radang Usus, Salah Satunya Kehilangan Nafsu Makan

Permen dan makanan olahan yang menurut Sood berbasis karbohidrat, diganti dengan pilihan yang lebih sehat.

Koltun merekomendasikan lemak sehat seperti, kacang-kacangan, alpukat, guacamole, hummus, dan zaitun.

Produk susu tanpa pemanis dan makanan berprotein tinggi seperti, telur, keju, unggas, dan ikan juga termasuk makanan yang direkomendasikan Koltun dalam rencana diet rendah karbohidrat.

Sood menjelaskan, setelah sekitar dua minggu, pasien menyadari bahwa mereka memiliki banyak energi.

Mengalami penurunan berat badan, memiliki suasana hati yang lebih stabil dan rasa kesejahteraan yang lebih baik secara keseluruhan.

Buku harian makanan dapat membantu orang yang baru menjalani diet rendah karbohidrat agar tetap berada di jalurnya.

Baca Juga: Cara Mengatasi Radang Usus, Salah Satunya dengan Suplemen Serat atau Vitamin Lainnya

4. Konsultasi dengan dokter yang dapat menyesuaikan rencana makan

Saat memulai diet rendah karbohidrat, sangat penting untuk konsultasi dengan dokter atau ahli diet terdaftar yang berspesialisasi dalam diabetes dan nutrisi.

“Penting untuk memantau kadar gula darah dan meminta bantuan dokter atau praktisi lain untuk membuat penyesuaian pengobatan yang sesuai.” ujar Sood.

Koltun mengatakan orang dengan diabetes tipe 2 tidak boleh memulai diet rendah karbohidrat tanpa pengetahuan dan bimbingan yang tepat.

Tidak semua karbohidrat mempengaruhi kadar gula darah dengan cara sama.

Daripada memilih diet ketat, lebih baik pilih diet rendah karbohidrat dan tinggi serat yang sehat dan seimbang, Koltun merekomendasikan.

Baca Juga: Cara Mengatasi Radang Usus, Salah Satunya dengan Suplemen Serat atau Vitamin Lainnya

“Defisiensi nutrisi dapat terjadi dari perubahan drastis dan membatasi seluruh kelompok makanan dari diet seseorang,” kata Koltun.

Dukungan dan bimbingan serta perencanaan makan yang tepat sangat dibutuhkan.

Selain itu, terapi nutrisi untuk diabetes memerlukan rencana diet yang bervariasi, imbuh Koltun.

Seorang spesialis dapat mempersonalisasi diet yang mempertimbangkan preferensi makanan, gaya hidup, kepekaan budaya, dan kerawanan pangan masyarakat. ***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: healthline


Tags

Terkait

Terkini

x