Banyuwangi Menambah Prestasi dengan Sabet Dua Penghargaan dari Pemprov Jatim

7 April 2021, 13:12 WIB
Penghargaan yang diraih sebagai Pembina Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) dan Inovasi Terbaik di Tempat Pelayanan Kesehatan Jiwa. Diberikan langsung Penghargaan oleh Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa kepada Ibu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Banyuwangi dr. H. Widji Lestariono (06/04/2021) di Gedung Grahadi Surabaya, Jawa Timur./Instagram/@dinkesbanyuwangi //Prasetyo Bagus P/

KABAR BESUKI - Kabupaten Banyuwangi meraih penghargaan dari Pemprov Jawa Timur sebagai pembina terbaik tempat pengelolaan pangan (TPP).

Bersamaan dengan itu, Banyuwangi juga dinobatkan sebagai inovator pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas lewat inovasi Teropong Jiwa alias Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa.

Dua penghargaan tersebut diserahkan langsung Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, saat peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-56 tahun 2020 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa 6 April 2021.

Baca Juga: Kabar Gembira, Kerajaan Arab Saudi Izinkan 150 Ribu Orang Umrah Selama Ramadhan

“Terima kasih kepada Pemprov Jatim yang telah mengapresiasi kinerja Banyuwangi lewat penghargaan ini. Ini akan menjadi pelecut semangat kami untuk terus berinovasi agar lebih baik ke depan,” kata Ipuk.

Dijelaskan Ipuk, Banyuwangi meraih penghargaan sebagai pembina terbaik TPP untuk kategori rumah makan.

Penghargaan tersebut diberikan karena dinilai mampu melaksanakan tugas pembinaan dengan baik kepada tempat-tempat usaha kuliner untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat di masa pandemi covid-19.

Baca Juga: Kerajaan Arab Saudi Umumkan Prosedur Izinkan Umrah Selama Ramadhan, Ini Syaratnya

Banyuwangi sendiri, kata Ipuk, telah melakukan sertifikasi protokol kesehatan untuk hotel, homestay, kafe, restoran, hingga warung-warung rakyat untuk memberikan jaminan keamanan, kesehatan, dan keselamatan bagi para pengunjung maupun pelaku usaha itu sendiri.

Semua yang telah lulus uji protokol kesehatan, di antaranya dilengkapi fasilitas sanitasi yang baik, ada aturan pembatasan fisik, hingga pelayan yang menggunakan pelindung diri, diberikan sertifikat dan disajikan di aplikasi ‘Banyuwangi Tourism’.

Mereka juga terus dipantau oleh tim untuk memastikan kepatuhannya. Jika kedapatan melakukan pelanggaran protokol kesehatan, sertifikat mereka dicabut dan dihentikan sementara izin operasinya hingga kembali mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Oxford Pengembang AstraZeneca Hentikan Studi Vaksin COVID-19 pada Anak-anak Karena Masalah Ini

“Jaminan protokol kesehatan ini memang kami utamakan di masa pandemi agar pengunjung merasa nyaman saat ke Banyuwangi. Kita tak lagi hanya jualan pesona alam, seni-budaya, dan keramahan warga, tapi juga gaya hidup sehat,” tegas Ipuk. 

Sertifikasi serupa juga dilakukan untuk pemandu wisata. Saat ini lebih dari 90 pemandu wisata di Banyuwangi telah mengantongi sertifikasi protokol kesehatan dari Dinas Kesehatan dan Disbudpar Banyuwangi.

“Kami pastikan semuanya aman. Kuliner, destinasi, hingga pemandu wisatanya wajib menerapkan gaya hidup sehat,” imbuh Ipuk.

Baca Juga: Ruang Isolasi Wisma Karantina Bangka Belitung Penuh, Kasus Positif COVID-19 Melonjak Drastis

Sementara itu, terkait penghargaan inovator pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono menjelaskan, ini diraih lewat inovasi Teropong Jiwa alias Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Teropong Jiwa adalah program pemberian terapi  kerja bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Pasien ODGJ yang sudah stabil setelah menjalani serangkaian pengobatan, akan dilatih berbagai keterampilan kerajinan tangan sebulan sekali. Program ini berjalan sejak 2017.

Baca Juga: Bayi yang Tidur Tanpa Bantal Ternyata Banyak Memiliki Manfaat Loh! Simak Ulasannya Berikut

“Terapi kerja ini bertujuan agar pasien ODGJ tidak mengalami kekambuhan. Mereka bisa lebih fokus dan tidak mudah emosional,” kata Rio, sapaan akrab dr. Widji Lestariono.

Sebelumnya, Inovasi Teropong Jiwa ini berhasil masuk dalam program inovatif Top 99 Sistem Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) yang digelar oleh Kemenpan RB. Pada tahun 2019, program ini juga masuk dalam 25 besar Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik)  tingkat Provinsi Jawa Timur.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: banyuwangikab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler