KABAR BESUKI - Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon baru-baru ini terlihat berkunjung ke rumah Rocky Gerung yang kini terancam akan digusur oleh pihak Sentul City.
Selaku wakil rakyat, Fadli Zon turut menyoroti aksi para pengembang yang ‘seenaknya’ main srobot tanah yang sudah ditempati masyarakat selama belasan tahun.
Fadli Zon juga mengatakan bahwa dirinya merasa terpanggil untuk bisa membantu Rocky Gerung dan beberapa masyarakat lain di Bojong Koneng, Bogor yang rumahnya terancam digusur oleh pihak Sentul City.
“Saya juga merasa terpanggil juga sebagai tanggung jawab saya, karena menurut saya ini gak bener,” kata Fadli Zon seperti dikutip Kabar Besuki dari kanal Youtube pribadinya pada 18 September 2021.
Menurut Fadli Zon, permasalahan penyerobotan tanah oleh para pengembang ini menjadi salah satu masalah serius yang harus segera diatasi.
Fadli Zon bahkan mengatakan bahwa sengketa tanah ini ternyata menjadi permalahan krusial yang dialami oleh banyak masyarakat.
Baca Juga: Larissa Chou Buka Suara Saat Warganet Jodohkan Dirinya dengan Zikri Daulay, Begini Responnya
“Ini sebuah satu titik diantara begitu banyak di seluruh Indonesia terjadi, dan saya memang berkali-kali memang menerima laporan yang tidak selesai-selesai mengenai kasus tanah ini, penyerobotan tanah,” jelas Fadli Zon.
Wakil ketua DPP Partai Gerindra itu juga mengatakan kasus penyerobotan tanah di Indonesia oleh para korporasi besar ini bisa jadi bibit perpecahan yang fatal.
Sebab, menurutnya permasalahan tanah ini merupakan masalah yang sangat esensial yang harus segera menemukan solusi.
“Saya yakin masyarakat apalagi dalam situasi sekarang, ekonomi lagi jatuh, ada pandemi lagi, kemudian masalah pertanahan gak selesai-selesai, ini menurut saya ini adalah bibit-bibit perpecahan yang paling fatal,” kata Fadli Zon.
Baca Juga: Sering Disudutkan Sebagai Tersangka, Yosef dan Mimin Depresi dan harus Tes Psikologi
“Karena masalah tanah itu esensial, tanah itu pusaka,” tegasnya.
Melihat liberalisme dan ekonomi seperti saat ini, Fadli Zon khawatir bahwa di masa depan, tanah di Indonesia akan semakin sedikit.
Akibatnya, rakyat akan bersempit-sempit, kesulitan mendapatkan tempat untuk berproduksi terutama bagi para petani.***